Banyaknya ritel yang menuÂtup tokonya berdampak juga pada sektor logistik. Sebab, jumlah pengiriman barang akan berkurang. Bisnis logistik pun jadi ikutan seret.
Wakil Ketua Asosiasi PenguÂsaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengataÂkan, penyewaan angkutan logisÂtik untuk sektor ritel sejak 2016 mengalami penurunan. Kondisi penurunan ini diperparah dengan maraknya penutupan gerai ritel pada tahun ini.
"Berpengaruh banget, kan beÂberapa ritel tutup jika ritel tutup maka mereka tidak ada yang melakukan stok produk untuk dijual," katanya disela acara seminar Optimalisasi Jembatan Timbang Dan Peran Kapal Ro- Ro Sebagai Alternatif Angkutan Truk Untuk Mengurangi KepaÂdatan Jalan Pantura yang digelar Rakyat Merdeka, di Hotel AkÂmani, Jakarta, kemarin.
Tidak adanya produk untuk distok dan dipasarkan, kata dia, secara otomatis pemesanan jasa angkutan logistik pun mengaÂlami penurunan. Pengusaha ritel kembali membutuhkan truk sebagai angkutan logistik jika barang yang berada di tokonya sudah habis terjual.
"Jika tidak menyetok maka mereka harus menghabiskan baÂrangnya dulu. Nah kalau barang belum habis efeknya ngapain menyewa angkutan untuk penÂgiriman," tuturnya.
Dia menegaskan, bangkrutnya ritel seperti 7 Eleven dan penuÂtupan banyak gerai ritel memÂberikan dampak kepada penguÂsaha truk. Sayangnya, ia enggan menyebut secara pasti angka penurunannya. "Kalau ritel pada tutup ada pengaruh sekali ke kami tapi angkanya kami tidak tahu pasti," tegasnya.
Pada tahun ini, kata dia, pemeÂsanan truk untuk kebutuhan logisÂtik ritel hanya meningkat di waktu Lebaran saja, setelah itu kembali datar. "Sekarang tinggal dua bulan dan sekarang pelan-pelan mulai naik lagi," ungkapnya.
Dia melihat, beberapa ritel mulai gencar mengejar pertumÂbuhan bisnisnya. Maka di sisa waktu dua bulan ini industri ritel mestinya bisa moncer kembali. "Banyak industri terus mengeÂjar penjualan untuk mencapai targetnya," ungkapnya.
Kyatmaja khawatir, jika penÂjualan masih stagnan apalagi menurun maka akan berimbas pada angkutan logistik. "Kalau penjualan mereka lebih buruk, ini jadi bahaya dan akan berimÂbas besar untuk banyak sektor," katanya.
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel IndoÂnesia (Aprindo) Roy Mandey menambahkan, sejak beberapa tahun belakangan, daya beli masyarakat terhadap usaha ritel masih belum membaik. "Gejala sudah terasa dari turun ke taÂhun," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menyebut maraknya pembatasan operaÂsional truk juga berpengaruh kepada usaha ritel. Jika pemerÂintah tidak segera melakukan penetapan operasional truk seÂcara nasional, nantinya tentu membebani para pengusaha ritel dan diharapkan aturan opÂerasional truk itu tak merugikan pengusaha.
Nantinya, bila sudah ada aturan itu, pengusaha ritel pun akan mengikuti aturan tersebut dan menyesuaikan waktu peÂnyaluran barang dari distribusi ke toko-toko. Jangan sampai, pemerintah tidak segera meÂnetapkan operasional truk itu yang mana akan membebani pengusaha, apalagi dengan kerap dilakukannya pembatasan truk pada hari-hari besar, seperti Lebaran. ***