Berita

Foto: Istimewa

Pertahanan

Cegah Radikalisme Dengan Tidak Membonsai Makna Sunnah

KAMIS, 26 OKTOBER 2017 | 22:17 WIB | LAPORAN:

Radikalisme dalam beragama merupakan salah satu penyebab munculnya aksi terorisme. Untuk mencegah radikalisme, kebiasaan membonsai makna sunah harus dihilangkan.

Begitu dikatakan Direktur Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Mohammad Monib dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Kamis malam (26/10).

Hal yang sama diutarakan dia saat menjadi pembicara pada Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian di Kota Semarang, siang tadi.

Monib menjelaskan, bonsai sunah contohnya pada kasus poligami. Sebagian umat Islam dinilai lebih menyuarakan poligami sebagai sunah Rasulullah, dibandingkan hal-hal yang bersifat merawat kebhinekaan di Indonesia.

"Maka ketika ustadz Arifin Ilham memamerkan istri ketiganya, saya marah, saya sampai menulis surat terbuka di media. Sunah Rasulullah tidak hanya soal poligami, maka jangan poligami saja yang dibesar-besarkan,” kata dia.  

Kasus bonsai sunah lain yang dicontohkan oleh Monib adalah urusan jenggot dan celana cingkrang. Dikatakannya, jenggot pada seseorang hanya persoalan hormon.

"Kalau bicara menegakkan sunah, kita umat Islam diberi contoh untuk tidak tasabuh (mengikuti) kebiasaan kaum kafir. Orang Yahudi itu rata-rata berjenggot, Yahudi lahir lebih dulu dibandingkan Islam, apakah kita mau disebut mengikuti ajaran Yahudi?" urai Monib mencontohkan.

Dalam paparannya Monib juga mencoba meluruskan makna sunah yang oleh sebagian umat Islam dibonsai dengan menyuarakannya hanya pada urusan poligami, jenggot dan celana cingkrang. Sunnah, menurut Monib merupakan teladan yang diberikan oleh Rasulullah. Ini disampaikannya karena mulai ditemukannya sekelompok orang yang mengkafirkan kelompok lainnya  hanya karena dianggap tidak meniru teladan nabi yang sudah dibonsai.

"Silahkan jika ada yang memilih memaknai sunah secara sempit, asal tidak mengkafirkan orang-orang yang tidak mengikutinya," terangnya.

Dalam konteks menjaga kebhinekaan Indonesia untuk menciptakan suasana damai, Monib mencontohkan beberapa sunah Rasulullah yang bisa dijalankan. Antara lain, saat datang ke Madinah Rasulullah tidak pernah mengusir penyembah berhala.

"Nabi mencontohkan hidup damai dengan kaum Yahudi sebelum kaum Yahudi diusir karena berkhianat. Indonesia negara yang beragam, jika mau meneladani nabi, maka berdamailah dengan saudara yang beda keyakinan dengan kita," tegas Monib.

Monib juga mencontohkan suasana kehidupan di Afghanistan pada tahun 1950-an dan sekarang ketika dikuasai oleh Taliban.

"Lihat, dulu warga Afghanistan hidup damai!. Sekarang ketika Taliban berkuasa wanita bahkan menjadi budak, jalan dirantai dan dicambuk. Ibu-ibu mau di Indonesia seperti itu?" ujar Monib.

Kegiatan Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian di Semarang terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah. Kegiatan yang sama sudah dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia. [sam]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Ekspor Pasir Laut Ancam Kedaulatan Maritim Indonesia

Rabu, 18 September 2024 | 05:31

Lancarkan Transisi Pemerintahan, Airlangga Fokus Selesaikan Sejumlah PR

Rabu, 18 September 2024 | 05:04

Ngaku Jadi Warga Brunei, Seorang Pria Tipu Korban Hingga Ratusan Juta

Rabu, 18 September 2024 | 04:04

Belum Ada SPDP, Proses Hukum Tersangka ASDP Tidak Sah

Rabu, 18 September 2024 | 03:31

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Keselamatan Penerbangan di Bandara IKN Harus Diutamakan

Rabu, 18 September 2024 | 02:41

Kaesang di KPK

Rabu, 18 September 2024 | 02:18

DPR Dorong Kerja Sama Intensif RI-Serbia

Rabu, 18 September 2024 | 01:43

Penjualan E-Materai Melonjak 10 Kali Lipat Selama Pendaftaran CPNS 2024

Rabu, 18 September 2024 | 01:15

Penanganan Dugaan Gratifikasi Bobby Nasution Jalan di Tempat

Rabu, 18 September 2024 | 00:59

Selengkapnya