Berita

Muhammad Taufik/Net

Wawancara

Muhammad Taufik: Pak Anies Mau Lanjutkan Proyek Reklmasi Atau Tidak, Itu Hak Beliau

KAMIS, 26 OKTOBER 2017 | 09:41 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kabar pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan bos Grup Artha Graha Tomy Winata, dan pemilik Grup Agung Sedayu pengembang lima pulau reklamasi Richard Halim Kusuma berkembang liar. Banyak kalangan berspeku­lasi pertemuan itu melahirkan kesepakatan terkait kelanjutan reklamasi Teluk Jakarta.

Anies Baswedan sudah me­nyangkal spekulasi tersebut. Dia mengatakan, dalam per­temuan itu ia hanya mendengar­kan pemaparan para pengusaha tanpa berkomentar sama sekali. Dia meyakinkan bahwa tak ada kesepakatan dalam pertemuan itu.

Lantas sebenarnya apa saj yang dibicarakan mereka dalam pertemuan itu dan bagaimana nasib kelanjutan proyek terse­but? Kepada Rakyat Merdeka, M Taufik, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga mengi­kuti pertemuan itu menjelaskan jalannya pertemuan itu.


Beberapa waktu lalu kabarnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu den­gan pengembang proyek re­klamasi Teluk Jakarta. Benar begitu?

Betul. Saat itu pertemuan di­lakukan di rumah Pak Prabowo. Yang hadir diantaranya ada Pak Tommy Winata dan beberapa orang lain, saya lupa siapa saja. Waktu itu pertemuannya sebe­lum Pak Anies dilantik jadi Gubernur DKI Jakarta. Sebagai tuan rumah Pak Prabowo lalu mempersilakan mereka men­jelaskan maksud kedatangan­nya.

Mereka pun menjelaskan maksudnya, lalu kami ngobrol sebentar, terus makan siang. Karena saat itu sudah waktunya makan siang. Kamu kalau ke rumah Pak Prabowo waktu ma­kan siang, pasti dikasih makan siang.

Apa saja kesepakatan dari hasil pertemuan itu?
Enggak ada. Cuma bin­cang-bincang biasa saja kok. Ngobrolnya juga cuma sebentar karena dekat dengan makan siang kan. Lagipula rumah Pak Prabowo itu tempatnya terbuka. Orang gampang tahu kalau ada apa-apa.

Tapi merujuk pemberitaan salah satu majalah politik, para pengusaha itu setuju untuk memberikan kontribusi 15 persen, asalkan reklamasi dilanjutkan?
Kontribusi 15 persen itu kan ada di aturan ya. Kalau ada da­lam aturan tentu mereka harus menaati. Hanya saja sekarang kan ketentuan itu belum masuk ke raperda (rancangan peraturan daerah-red) tentang reklamasi.

Memang DPRD belum melanjutkan pembahasan raperdanya?

Belum. Kemarin memang ada surat dari Pak Djarot yang minta lanjutkan pembahasan. Tapi surat itu kami kembalikan, karena ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Setelah surat yang sudah diperbaiki masuk lagi ke kami, baru pembahasan akan dilanjutkan.

Kalau pengusaha siap mem­berikan kontribusi 15 persen, apakah reklamasi akan dilan­jutkan? Lantas bagaimana dengan janji Gubernur Anies yang enggan melanjutkan reklamasi?
Ini yang orang salah paham. Konstribusi 15 persen itu terkait dengan tata ruang. Enggak ada hubungannya dengan izin rekla­masi. Jadi mau Pak Anies setuju melanjutkan atau tidak, enggak ada hubungannya. Itu hak beliau sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dalam pertemuan itu apak­ah Prabowo memberikan ara­han terkait reklamasi?

Enggak ada arahan khusus dari beliau. Kebijakan rekla­masi kan Pak Prabowo tidak bisa tentukan, itu kembali ber­pulang kepada Gubernur DKI. Pak Prabowo hanya berpesan, Pak Anies, jalankan amanat yang diberikan dengan baik. Laksanakan setiap tugas sesuai aturan yang ada.

Anda sendiri punya masu­kan terkait kontribusi 15 persen ini?
Kalau pembahasan jadi di­lakukan, kami mau supaya kon­tribusi itu bisa dimasukan ke APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-red). Saat ini kan penggunaan konstribusi 15 persen itu tergantung deskresi guber­nurnya. Makanya pembangunan banyak yang mandek. Saya ingin masuk ke APBD supaya jelas pertanggungjawabannya. Kalau mandek, bisa kami tindak.

Dalam pembahasan ini apakah akan ada poin tamba­han, misalnya supaya nelayan bisa mendapatkan manfaat?

Belum tahu, karena kan belum mulai membahas lagi. Tapi kalau mau nanti nelayan bisa kami undang, untuk menjelaskan apa yang mereka mau. Biar nanti usulannya kami tampung, dan coba kami akomodir, sehingga mereka bisa lebih sejahtera.

Sampai saat ini Paripurna Istimewa belum juga terlaksa­na, karena Ketua DPRD masih menolak. Apa tanggapan Anda terkait hal ini?
Saya tentu sangat menyangkan ya paripurna istimewa belum bisa terlaksana. Karena dengan dilaksanakannya paripurna is­timewa, gubernur dan wakil gu­bernur terpilih bisa memaparkan program-programnya kepada ka­mi, dan juga kepada masyarakat. Kami dan masyarakat kan perlu tahu program apa saja yang akan dilakukan, apa yang jadi priori­tas dan lain-lain. ***

Populer

UPDATE

Selengkapnya