Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Pengamen Stasiun Subway Washington D.C

SELASA, 24 OKTOBER 2017 | 06:29 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SEBUAH video yang beredar di medsos berkisah pengamen di suatu sudut stasiun subway Washington DC, menggesek sebuah biolin pada sebuah pagi hari bulan Januari yang dingin.

Pengamen itu mempergelar enam mahakarya Johann Sebastian Bach untuk biolin tunggal selama sekitar 45 menit. Pada masa rush hour, ribuan manusia lalu lalang di lokasi tersebut dan mayoritas dalam perjalanan menuju tempat kerja. Setelah berselang tiga menit seorang pria paruh-baya usia memperlambat langkahnya kemudian berhenti selama beberapa detik untuk mendengar pemainan biolin sang biolinis namun kemudian segera bergegas pergi melanjutkan perjalanannya.

Semenit kemudian, sang pengamen menerima dolar pertama dari seorang perempuan tanpa berhenti akibat mengejar kereta. Beberapa menit kemudian, seseorang pria mendengarkan sambil bersandar di dinding tetapi setelah terkejut melihat arlojinya kemudian bergegas melanjutkan perjalanan mengejar kereta. Tampaknya dia sudah terlambat ke tempat kerja.


Anak-anak
Insan pertama yang paling memperhatikan sang pengamen adalah seorang anak usia 3 tahun yang kemudian diseret ibunya untuk melanjutkan perjalanan sementara sang anak berulang menoleh kembali ke arah sang pengamen. Adegan serupa diulang anak-anak lainnya yang juga akhirnya selalu diseret oleh para ibu masing-masing untuk "move on".

Selama 45 menit sang biolinis mengamen, hanya enam orang dewasa yang berhenti untuk sejenak menikmati permainan biolin sang pengamen. Sekitar 20 memberi sumbangsih uang tanpa berhenti melanjutkan perjalanan mengejar kereta. Selama 45 menit di stasiun metro Washington DC, sang pengamen memperoleh 32 Dolar AS. Ketika sang pengamen selesai menggesek bioli, langsung suasana kembali senyap. Tidak ada yang bertepuk tangan dan tidak ada penghormatan atas gesekan biolin sang pengamen.

Eksperimen Psikososiologi
Tampaknya tidak ada yang sadar bahwa sang pengamen adalah tidak kurang dari seorang mahabiolinis abad XXI, Joshua Bell yang mempergelar mahakarya terindah dalam sejarah musik dengan alat musik biolin seharga 3,5 juta Dolar AS. Dua hari sebelum mengamen di subway, Joshua Bell mempergelar “sold-out” resital biolin tunggal di Boston dengan tiket termurah 100 Dolar AS.  

Video itu merupakan kisah nyata Joshua Bell secara inkognito mengamen di stasiun subway Washington DC sebagai suatu eksperimen psikososiologis mengenai persepsi, selera dan prioritas masyarakat masa kini. Outline eksperimen  tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana kita mampu menangkap makna keindahan, berkenan berhenti untuk menikmatinya serta menghargai sesuatu bakat seni pada suatu konteks lokasi dan waktu yang tak terduga.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari eksperimen di subway Washington DC tersebut adalah apabila terbukti kita menyia-nyiakan kesempatan untuk mendengarkan pergelaran musik terindah dengan mahakarya musik terindah oleh seorang pemusik terbaik di dunia maka timbul pertanyaan mengenai seberapa banyak keindahan di dunia ini yang kita gagal memahaminya akibat kita menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmatinya.

Inspiratif
Menurut saya video indah tentang kisah Joshua Bell mengamen inkognito di subway Washington DC itu merupakan satu di antara sedikit video yang beredar di medsos yang paling inspiratif yang pernah saya simak dan nikmati. Sayang sekali, penggarap video inspiratif tentang Joshua Bell yang disebutkan mempergelar mahakarya Johann Sebastian Bach itu, ternyata menggunakan ilustrasi musik bukan Sonata atau Partita mahakarya Johann Sebastian Bach tetapi  “Le quattro stagioni” mahakarya Antonio Vivaldi.[***]


Penulis adalah seorang pemusik dan pendidik musik, penggagas program Solo Recital Master Class di Jaya Suprana School of Performing Arts


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya