Berita

Bisnis

Agar Tak Dinilai Liberal, Langkah Jokowi Memperluas BUMN Sudah Betul

SABTU, 07 OKTOBER 2017 | 16:36 WIB | LAPORAN:

Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali menilai, Secara teoritis pernyataan Kamar Dagang Industri (KADIN) membuktikan kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo tidak mengarah ke pasar bebas.

Menurut Fachry, Jokowi mengunakan BUMN sebagai instrumen kekuatan ekonomi yang bisa dikontrol negara untuk menahan globalisasi. Jika segala sesuatu diberika kepada swasta, maka tidak menutup kemungkinan dana dan investasi swasta akan berpindah ke tempat lain, bukan masuk ke kas negara.

"Buktinya bahwa BUMN itu dianggap oleh kadin, kadin itu kan pelaku usaha proyeksi swasta yang orientasinya pasar, pasar.  justru dianggap berkembang oleh kadin," ujar Fachri, pada sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (7/10).


Fachry menambahkan, Jokowi sudah baik mengartikulasi teori keberadaan BUMN, sehingga anggapan yang menilai Jokowi liberal adalah salah sasaran.

"Jadi secara politik sebetulnya menepis tuduhan yang selama ini disampaikan pada presiden Jokowi sebagai kapitalis. Buktinya bahwa perekonomian RI, kalau melihat oleh perspektif kadin itu dipimpin oleh negara. Bukan market ekonomi," ujar Fachry.

Sebelumnya, Selasa (3/10/2017) malam dalam acara Rapat Koordinasi Nasional KADIN Indonesia, di depan Presiden Joko Widodo, Ketua Kadin Indonesia Rosan P Roslani mengeluhkan jumlah BUMN dan anak usahanya terlalu banyak sehingga mengambil porsi dari pihak swasta bahkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"BUMN jumlahnya ada 118, tapi dengan anak cucu cicit hampir 800, dan itu mohon maaf, mengambil banyak porsi swasta dan UMKM, karena kita tahu BUMN ada katering, pakaian dibikin cicitnya mereka, itu kan jatah UMKM. Kami minta BUMN kembali ke core bisnisnya," kata Roslan. [nes]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya