Berita

Said Didu/Net

Bisnis

Said Didu: Permintaan Pengusaha Upaya Persekusi Ke BUMN

SABTU, 07 OKTOBER 2017 | 13:42 WIB | LAPORAN:

. Permintaan pengusaha agar BUMN menjual aset-aset strategisnya kepada pihak swasta dinilai sebagai bentuk mengkucilkan perusahaan milik negara.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said Didu mengatakan, permintaan itu dianggap tidak rasional. Bahkan, jika dibiarkan berlarut-larut maka bisa terjadi penganiayaan terhadap posisi BUMN di perekonomian nasional.

"Ada langkah sistemik yang bila dibiarkan, ada persekusi ke BUMN. Lalu apa maksudnya bahwa BUMN perlu menjual aset yang menguntungkan, ini apa. Ibaratnya, BUMN disuruh makan tulang, swasta makan dagingnya," tandas Said pada sebuah diskusi, Jakarta, Sabtu (7/10).


Dia mengatakan, demikian merupakan suatu respons pelaku usaha bahwa peran BUMN diklaim sudah mendominasi di dalam persaingan usaha. Namun, kalau porsi BUMN dikurangi, maka dia sanksi proyek pemerintah bisa digarap oleh perusahaan lokal.

Lanjutnya, di beberapa sektor, kemampuan permodalan dan teknologi swasta tidak sebanding dengan BUMN.

Kendati demikian, meningkatnya peran BUMN di berbagai sektor juga disebabkan oleh reputasinya. Menurut Said, BUMN kerap mendapat proyek dari Pemda karena memberikan nilai proyek yang lebih efisien, tidak wanprestasi, dan tidak akan membuat proyek mangkrak.

"Sementara pihak swasta ini kan tidak sedikit yang mendapat catatan hitam karena wanprestasi. Kalau begitu, pembangunan Indonesia makin mundur," imbuhnya.

Lanjutnya, ia juga heran dengan banyaknya protes terhadap dominasi BUMN. Sebab, melihat data yang dimilikinya, porsi BUMN secara sektoral masih kalah dibanding pihak swasta.

Produksi minyak kelapa sawit, contohnya, hanya menyumbang 5,8 persen dari produksi nasional. Sementara itu, produksi batu bara BUMN juga hanya tercatat 5,95 persen dari total produksi nasional.

"Selama ini BUMN dikira mendominasi, padahal usaha real estate di Jakarta saja dikuasai tiga konglomerat," pungkas Said Didu. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya