Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
SIAPAPUN tidak bisa mengÂingkari bahwa bahasa InÂdonesia adalah salah satu kekuatan bangsa IndoneÂsia yang amat tangguh dan sangat fungsional. Bahasa Indonesia mampu memperÂsatukan warga bangsa IndoÂnesia dari ujung Timur SaÂbang, Sumatera sampai ke ujung Barat Merauke, Papua. Luas dan panjang wilayah kesatuan tidak lagi terasa dengan hadÂirnya bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga memberikan kekuatan psikologis tersendiri bagi bangsa yang dipadati nilai-nilai etnik, budaya, dan agama. Tanpa bahasa Indonesia, rasanya terlalu sulit untuk memerintah banga Indonesia tanpa kekuatan bahasa Indonesia sebagai baÂhasa pemersatu.
Dipilihnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bukannya tanpa alasan. Mengapa buÂkan bahasa Jawa atau bahasa Sunda sebagai bahasa yang paling banyak penuturnya di negeri ini? Mengapa justru bahasa Melayu yang dipiÂlih? Bukankah bahasa ini juga banyak digunaÂkan negeri jiran kita seperti Malaysia, Brunai, dan Singapura? Justru di situlah kekuatan bahaÂsa Indonesia, bahasa ini bukan hanya bisa dipaÂhami oleh warga bangsa Indonesia, tetapi juga negara-negara di kawasan Asia tenggara rata-rata bisa memahami bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia betul-betul tampil sebagai kekuatan perekat (melting pot), bukan hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan negeri serumpun. Selain itu struktur bahasa Indonesia selain lebih simple dan praktis juga lebih egalitarian. Bandingkan dengan bahasa Jawa yang terkesan lebih berÂstruktur. Ada bahasa khusus untuk orang awam, kelas menengah, dan bahasa khusus untuk kelas elite. Bahasa-bahasa lokal lainnya memiÂliki vocabulary lebih terbatas.
Bahasa Indonesia dipahami dan dapat diguÂnakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia. Kehadiran bahasa IndoneÂsia sebagai bahasa nasional juga terbukti tidak menggusur bahasa lokal. Bahkan bahasa-baÂhasa lokal ikut memberikan kekayaan kosa kata di dalam bahasa Indonesia. Semakin hari seÂmakin berkembang bahasa lokal di dalam baÂhasa ndonesia. Wajar kalau negara-negara tetÂangga merasakan bahasa Indonesia semakin banyak yang bisa dipahami oleh warga negeri serumpun Melayu di Asia Tenggara. Itu disebabÂkan karena bahasa Indonesia bersedia memberi ruang kepada bahasa lokal dan bahasa internaÂsional sebagai bagian pengembangan bahasa Indonesia. Bahasa Arab dan bahasa Inggris, dua bahasa ini juga sangat banyak memberi warna bahasa Indonesia. Ini juga tidak masalah sepanÂjang melalui proses yang wajar, yakni mendapatÂkan legitimasi formal dari Balai Bahasa Indonsia. Jika sebuah kosa kata asing, baik asing karena berasal dari bahasa lokal maupun asing karena berasal dari bahasa internasional, sudah masuk di dalam perbendaharaan kosa kata Indonesia yang ditandai terakomodasinya kosa kata itu ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka dengan demikian resmilah kosa kata itu menjadi bahasa Indonesia.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
Senin, 08 Desember 2025 | 12:15
UPDATE
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02
Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01
Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58
Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48