Berita

Foto/Net

Bisnis

PAL Diajak Lihat Lahan Buat Galangan Kapal

3 BUMN Mau Dipindah
SENIN, 02 OKTOBER 2017 | 08:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) belum diajak bicara oleh Ke­menterian Pertahanan soal rencana relokasi atau pemin­dahan pabrik industri per­tahanan dari tiga perusahaan pelat merah yakni PT PAL In­donesia (Persero), PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Deputi Bidang Usaha Per­tambangan, Industri Strat­egis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sam­purno mengakui, pihaknya memang pernah melakukan kajian awal terkait kebutuhan lahan untuk industri galan­gan kapal, bukan industri pertahanan.

"Belum ada, kita juga belum diberitahu (Menhan), kita juga baru tahunya dari media," tu­tur Fahar, di Jakarta, (29/9).


Hingga kini pun, belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai kebutuhan lahan tersebut.

"Kita juga sama sekali be­lum ada komunikasi, memang ada rencana pemanfaatan lah­an, khususnya galangan kapal. Tapi belum ada pembicaraan lebih lanjut," katanya.

Direktur Utama PAL Indo­nesia, Budiman Saleh men­gaku, sempat meninjau lahan seluas 10 ribu hektare (ha) yang tengah disiapkan pemer­intah melalui Kementerian Pertahanan untuk membangun sentra industri pertahanan, berlokasi di Lampung.

"Saya senang saja (soal rencana pembangunan sentra industri). Saya sudah diajak lihat bersama Kemhan, den­gan (pihak) PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia," tutur Budiman.

Meski pernah meninjau lokasi tersebut, pihaknya me­nyebutkan belum ada hitung-hitungan pembagian lahan untuk ketiga BUMN di lokasi tersebut. Menurutnya, hal itu akan diputuskan pemerintah.

"Tergantung ketersediaan lahan juga, kita lihat tanah­nya, (soal) berapa persen." Katanya.

Karena itu, pihaknya juga belum bisa memastikan berapa persen aset PAL dari Surabaya yang akan dialihkan ke sentra industri tersebut. Pasalnya, hal itu membutuhkan proses panjang lantaran banyaknya proyek pesanan yang masih dikerjakan perseroan.

"Masih butuh perencanaan besar dan akurat, karena fasil­itas yang kita miliki sekarang masih berfungsi, masih run­ning (dipakai) untuk jadwal proyek-proyek yang akan di-delivery," katanya.

Selain itu, pelaksanaan relokasi atau pemindahan pabrik ke sentra industri terse­but harus memperhatikan aspek sumber daya manusia (SDM). "Dikaji suplai SDM-nya, akses informasinya, kes­ehatannya," katanya.

Sebelumnya, Menteri Per­tahanan Ryamizard Ryacudu, pada pertengahan Agustus lalu menginginkan agar in­dustri pertahanan lebih kuat dan profesional, sehingga PT Dirgantara Indonesia, PT PAL hingga PT Pindad akan direlokasi.

Untuk itu, Kementerian Pertahanan telah menyiapkan lahan kurang lebih sekitar 10 hektar (ha), dengan kemungki­nan besar, Lampung menjadi pilihan. Namun, luas tanah tersebut belum baku, lebih baik bila lahan yang didapat lebih luas.

Sayangnya, Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu, belum merinci kapan persis­nya proyek itu akan dimulai, termasuk soal nilai investasi di industri pertahanan yang akan digelontorkan tersebut.

"Pindahnya butuh proses dong. Secepatnyalah. Saya siapkan tanahnya dulu. karena kalau lima tahun lagi tidak akan bisa, tidak ada tempat lagi. Jadi tanah dulu. Kalau sekarang ini, Pindad saja luas tanahnya cuma 26 sampai 40 hektare. Nanti, kita kasih kira-kira 3.000 hektare. da 10.000 hektare untuk pin­dahkan Pindad, Dirgantara Indonesia, dan PAL. Nanti kalau bisa lebih ya semakin baik," tutur Menhan. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya