Berita

Jenderal Gatot Nurmantyo/Net

Wawancara

WAWANCARA

Jenderal Gatot Nurmantyo: Kami Punya Pengalaman Buruk, Tiba-tiba Beberapa Jenderal Dihabisi

SENIN, 25 SEPTEMBER 2017 | 08:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Jenderal Gatot kekeh tetap memutar kembali film G30S-PKI karya Arifin C Noer, meski ditentang oleh sejumlah pelaku dan keluarga pelaku sejarah ger­akan September, lantaran film itu dinilai tidak sesuai fakta. Apa saja sih alasan Jenderal Gatot hingga dia kekeh ngotot memutar film tersebut? Berikut penuturan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo;

Kenapa sih Anda tetap kekeh memutar film G30S-PKI meski ditentang beberapa pihak?
Sejak 2008 pelajaran sejarah tentang bangsa ini yang kelam yaitu, G30S-PKI sudah tidak ada lagi. Saya katakan bahwa kami punya pengalaman buruk, tiba-tiba berapa jenderal diha­bisi. Tapi kalau tidak ada lagi untuk menginformasikan itu ba­gaimana? Anak tumbuh dewasa dengan segala macam yang dia terima, dan akhirnya tidak sadar nanti soal itu. Padahal sejarah cenderung berulang, dan kalau berulang kasihan bangsa ini.

Saat ini berarti internal TNI sudah memutar film itu dong?

Saat ini berarti internal TNI sudah memutar film itu dong?
Iya, kegiatan itu sudah ter­laksana.

Para prajurit diwajibkan untuk menontonya?
Iya, karena memang harus dipaksa. Itu kan prajurit saya. Kalau prajurit saya, ya itu urusan saya. Kendali saya hanya dari Presiden garisnya. Saya katakan tidak bisa mempengaruhi saya kecuali Presiden.

Selain film Pengkhianatan G30S/PKI, ada film PKI lainnya yang berjudul 'Senyap' dan 'Jagal'. Apakah kedua film itu diwajibkan untuk ditonton juga?

Tidak, saya hanya mengin­struksikan prajurit menonton film G30S/PKI. Film Senyap dan Jagal saya malah tidak tahu. Itu kan ada badan sensor kemu­dian dan ada kepolisian ya.

Di balik sikap Anda mendu­kung pemutaran film G30S-PKI, banyak pihak menilai Anda sedang berpolitik?

Kalau politik, apa saja dipolitisasi, kamu-kamu saja bisa dipolitisasi. Jadi biarin aja. Saya bilang tadi orang kawin juga bisa dipolitiki, ya wajar-wajar saja. Orang curiga wajar, dan sekarang orang berkomentar apa saja wajar. Yang penting jangan menyebarkan berita bohong. Kan gitu.

Kenapa Anda rela tampil jadi pelopor mendorong agar film PKI itu diputar?
Saya tidak bermaksud be­gitu. Saya hanya mau menga­jak, mau mengingatkan agar tidak terulang kembali. Orang mempersepsikan lain silakan saja. Wong otaknya beda-beda kok, jadi enggak ada masalah. Saya tidak akan pernah me­nanggapi itu, yang penting saya kerjakan.

Kalau boleh tahu sejauh ini adakah dugaan TNI disusupi PKI. Bekas Panglim ABRI Try Sutrisno bahkan sampai mewacanakan agar proses penyaringan calon taruna TNI juga melihat silsilah keluarga mereka. Apa tanggapan Anda terkait wacana ini?
Proses penyaringan dalam seleksi calon taruna TNI sudah dilakukan. TNI itu selalu waspa­da bagi yang masuk TNI, karena ini sudah keputusan. Jelas kami tahu itu.

Tidak mungkin kami tidak tahu. Semua datanya kami tahu. Tetapi tetap diterima.

Sepengetahuan TNI, sejauh mana penyebaran paham ko­munisme saat ini?

Sistem bekerja di TNI sam­pai saat ini. Jadi biarlah kami mengamati. Ini seperti memanc­ing di air keruh. Kalau muncul kan nanti kita semua tahu.

Oh bagaimana Anda me­nanggapi usulan Presiden Jokowi yang menginginkan agar film tentang PKI dibuat yang baru disesuaikan dengan era saat ini?
Itu suatu ide yang luar biasa. Agar bisa dinikmati, film harus disesuaikan dengan kondisi za­man sekarang. Namun tentunya harus mengacu pada sejarah yang ada.

Jadi Anda setuju dengan wacana itu?
TNI itu kan bagian dari pe­merintah. Jadi kalau sudah na­manya dibuat pemerintah kami akan ikutin. Yang penting harus melalui riset yang mendalam berdasarkan fakta dan kejadian sebenarnya.

Karena intinya kan untuk memberikan pelajaran seja­rah. Tapi saya ingatkan di sini bahwa apa pun yang akan dibuat, agama dan ideologi itu tidak mungkin bisa diubah begitu saja. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya