Berita

Foto/Net

Bisnis

Industri Ritel Hidup Segan Mati Tak Mau

Toko-toko Terus Berguguran
RABU, 20 SEPTEMBER 2017 | 08:57 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Satu per satu toko ritel mulai berguguran. Pengusaha mengungkap penyebabnya adalah turunnya jumlah pembeli. Industri ritel hidup segan, mati tak mau.

Wakil Ketua Umum Aso­siasi Pengusaha Ritel Indone­sia (Aprindo) Tutum Rahanta mengaku, industri ritel memang dalam tren penurunan. "Salah satu penyebabnya memang pem­beli yang sepi," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, minat masyarakat untuk berbelanja mulai menu­run sejak bisnis online mulai berkembang. "Tapi pengaruh jualan online tidak terlalu ber­pengaruh besar. Hanya perlu ada terobosan jika ingin tetap bertahan," katanya.


Namun, penutupan satu toko juga bisa jadi merupakan strategi pengusaha ritel untuk mengem­bangkan gerainya di daerah lain. "Ini bisa termasuk strategi juga. Mungkin di daerah lain akan dikembangkan karena lebih ba­gus potensinya," tuturnya.

Tutum mengatakan, saat ini konsumen sangat beragam dan ter­us berubah. Perubahan itu terjadi baik dari sisi pendapatan maupun kebutuhannya. Hal ini yang harus diimbangi baik dari pusat perbe­lanjaan maupun peritel.

Bagi pengusaha ritel, kata dia, ada pertimbangan bila in­gin menyewa tempat di pusat perbelanjaan. Paling utama adalah terkait dengan traffic pengunjung yang bagus atau ramai didatangi. Selain itu, fak­tor harga sewa yang wajar juga menjadi pertimbangan.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengungkapkan, indus­tri ritel masih mampu bertahan di tengah situasi seperti apa pun. "Jadi, Matahari yang menutup dua tokonya tak serta-merta dapat dikaitkan karena bisnisnya tak mampu bertahan, begitu pun pe­rusahaan ritel lainnya," ujarnya.

Sekalipun kehadiran e-com­merce dinilai tak memberikan ancaman berarti, tapi perlu disadari bahwa industri ritel harus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi saat ini. "Jadi itu artinya kita harus mengikuti zamanlah ya, mengi­kuti perubahan atau teknologi yang berkembang dan jaman yang berubah," tandasnya.

Ketua Umum Himpunan Pe­nyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduan­sjah mengatakan, kondisi pen­gunjung pada masing-masing pusat belanja atau mal berbeda-beda. Biasanya, mal di lokasi tertentu saja yang masih mampu bertahan dan bisa menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

"Mal yang sepi ada, yang ra­mai juga ada. Yang ramai secara keseluruhan mal yang lokasinya bagus. Tenant-nya juga brand-nya kuat sehingga tetap ramai," ujar dia.

Meski demikian, Budi tidak membantah jika secara umum saat ini kunjungan masyarakat ke pusat belanja cenderung menurun, terutama saat hari kerja. Hal ini tentu saja juga berdampak pada tenant di dalam pusat belanja tersebut.

"Secara umum mal kalau Sabtu-Minggu ramai. Hanya saja, saat ini hari biasa terjadi penurunan traffic dibandingkan dulu. Sehingga omzet yang dulu hari biasa lumayan, sekarang menurun," kata dia.

Hal Biasa

Menteri Perdagangan Eng­gartiasti Lukita mengungkap­kan, daya beli masyarakat tidak mengalami permasalahan berarti hingga menyebabkan beberapa ritel menutup gerai offline-nya. Adanya penutupan gerai pada sebuah mal adalah hal yang bi­asa dalam bisnis ritel. "Ada yang tutup ada yang buka, jangan dilihat hanya yang tutup. Yang tutup tentu ada alasannya. Saya punya gerai saya tutup misalnya, tapi saya buka di tempat lain," ujar Mendag.

Menteri Keuangan Sri Mu­lyani Indrawati menyatakan, akan mengobservasi tutupnya toko ritel. Pihaknya juga akan meneliti kemungkinan penyebab tutupnya ritel modern, termasuk kemungkinan karena perubahan pola konsumsi masyarakat.

"Kalau ada perubahan dari para retailer, entah itu dari sisi present atau kehadiran secara fisik versus kegiatan-kegiatan retailer yang lain, kami akan lihat saja di mana letaknya. Apakah ini menunjukkan perubahan dari pola masyarakat berkonsumsi dan lain-lain," kata Sri.

Meski demikian, terkait ke­mungkinan menjadi tanda-tanda lesunya ekonomi, Sri Mulyani mengatakan bahwa data perpajakan saat ini masih menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi positif. Bahkan pertumbuhannya lebih baik.

Sebelumnya, P TMatahari Department Store Tbk yang memutuskan untuk menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Manggarai pada akhir Sep­tember 2017. Tutupnya 2 toko tersebut disebut sebagai strategi bisnis perseroan. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya