Berita

Foto/Net

Bisnis

Suku Amungme Minta Jatah Saham Freeport

SELASA, 05 SEPTEMBER 2017 | 10:40 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Perwakilan suku Amungme dan Kamoro, masyarakat adat Papua dekat tambang PT Free­port, tidak mau ketinggalan kereta. Kemarin, mereka menyambangi kantor Ke­menterian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta jatah saham di PT Freeport Indonesia. Ke­datangan mereka diterima langsung Menteri ESDM Ignasius Jonan.

"Kami datang untuk menanyakan kedaulatan masyarakat adatnya di mana? Kami harap ke depan untuk detail rincian­nya kami dilibatkan dan diberikan kesepakatan yang baik untuk masyarakat setempat," ungkap Ketua Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Le­masa), Odizeus Beanal.

Dia menuturkan, pihaknya ingin ada manfaat yang lebih besar diberikan Freeport kepada masyarakat. Karena, selama ini kontribusi yang diberikan melalui Freeport Corporate Social Responsibility (CSR) tidak signifikan.


"Apalagi, penyalurannya tidak transparan. Masyarakat adat sekitar hanya mengetahui laporan dana yang diberikan, namun tidak tahu apakah dana yang diberikan benar-be­nar sebesar 1 persen dari pendapatan perusahaan," ujarnya.

Anggota Dewan Adat Papua Wilayah Meepago, John Gobai mengatakan, masyarakat berhak menda­patkan saham atau kompen­sasi dalam bentuk lainnya. Sebab, tanah tempat Free­port menambang adalah milik adat.

Anggota Dewan Adat Amungme Fibiolla Ohei mengaku, dalam per­temuan dengan Jonan, belum ada keputusan dihasilkan. Pihaknya baru sekadar menyampaikan aspirasi.

Namun demikian, Jonan telah berjanji akan membahas permintaan pihaknya kepada kementerian terkait lain.

"Detailnya nanti di akhir perundingan. Akan ada pertemuan lagi dengan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan lembaga adat yang terkait untuk khususnya hak wilayah bisa memiliki bagian se­cara legal," ungkapnya.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya menuntut dana CSR Freeport untuk masyarakat Papua ditingkatkan. Menurutnya, dana sebesar 1 persen dari keuntungan Freeport, ter­lalu kecil.

"Freeport hanya kasih 1 persen. Kalau 1 persen untuk tujuh suku, mereka kebagian kecil," kritik Lenis.

Dia mengatakan, dirinya telah menyampaikan hal tersebut langsung kepada Presiden dan menteri terkait. Menurutnya, saat ini prosesnya masih dalam tahap mediasi dengan Free­port. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya