Berita

Enggartiasto Lukita/Net

Bisnis

Siapkan Demo, Petani Minta Mendag Naikin HET Gula

Biaya Produksi Tinggi
SENIN, 04 SEPTEMBER 2017 | 09:41 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Petani tebu menyesal­kan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menolak mengerek harga eceran Tertinggi (HET) gula.

"Hitungan Mendag tidak masuk akal, tidak ra­sional. Kami akan datang lagi ke Jakarta (demo)," ancam Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin kepada Rakyat Merdeka, pada akhir pekan.

Khabsyin menduga, biaya produksi gula yang dipaparkan Mendag ada­lah biaya produksi gula di pertanian di luar negeri. Menurutnya, tidak adil membandingkan biaya produksi di dalam negeri dengan luar negeri karena strukturnya berbeda.


Dia mengaku, biaya produksi di luar negeri lebih rendah. Karena, lahan per­tanian di luar negeri masih tersedia cukup luas dan bunga kredit usaha sangat rendah.

Khabsyih berharap, pemerintah bijaksana dalam mengambil keputusan.

Seperti diketahui, ribuan petani tebu belum lama ini menggelar demonstrasi di depan Istana negara. Mereka menuntut HET gula dinaikkan menjadi Rp 14.000 per kilogram (kg). Alasannya, harga itu terlalu tipis dengan biaya produksi petani sebesar Rp 10.600 per kg. Hal itu menyebab­kan margin untuk distribusi mepet. Akibatnya, harga gula di level petani jatuh. Para pedagang membeli gula di bawah Rp 10.000 per kg.

Namun demikian, Men­teri Enggar menolak tuntu­tan tersebut. Enggar belum lama ini menyampaikan bahwa HET sekarang sudah memberikan margin yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan biaya pokok produksinya.

"Saya bilang tidak mungkin saya naikkan (HET gula), karena marginnya sudah terlalu besar, harusnya diturunkan," kata Enggar.

Enggar menerangkan, biaya produksi di pabrik gula tebu swasta yang memiliki perkebunan tebu sendiri hanya sebesar Rp 6.000 per kg. Sedangkan untuk pabrik gula yang mesti membeli tebu diper­hitungkan maksimal Rp 8.000 per kg. Kemudian, Untuk raw sugar yang dio­lah menjadi gula kristal putih berkisar Rp 8.000 sampai Rp 8.500 per kg.

Untuk mengatasi petani yang mengaku alami keru­gian, menurut Enggar, bu­kanlah menaikkan HET gula, tapi dengan melaku­kan revitalisasi dari fasilitas pabrik gula milik Badan Usaha Milik Negara. Den­gan melakukan revitalisasi, diharapkan pekerjaan mesin tersebut menjadi lebih efisien dan dapat menekan ongkos produksi yang ter­lampau tinggi saat ini.

"Kalau HET yang dinaik­kan, rakyatlah yang harus menanggung beban akibat ketidakefisienan sekelom­pok perusahaan. Apakah adil 258 juta rakyat Indo­nesia harus menanggung ketidakefisienan pabrik gula? Enggak adil, kan?" cetusnya.

Soal impor gula, Enggar mengaku, hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena, produksi dalam negeri belum mencukupi. BUMN dan swasta baru mampu memproduksi mencapai 2,2 juta ton, sedangkan kebutuhannya 3,3 juta ton. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya