Berita

Ilustrasi/Net

Politik

The Eighth Blunder

MINGGU, 27 AGUSTUS 2017 | 10:27 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

PULAU artifisial "Palm Jumeirah" adalah proyek coba-coba. Strategi United Arab Emirates pasca minyak (life after oil). Mereka pilih turisme.

Jadi ada sebuah projeksi long-term. Dasarnya, sebuah kebutuhan, the need for survival. Minyak bisa habis. Dubai bisa kere. Selain minyak, mereka hidup dari emas dan trading. Diprediksi tahun 2016, minyak Dubai mulai kritis.

Saya nggak tau, background proyek Reklamasi Teluk Jakarta. Tapi agaknya, Jakarta ngga dalam critical-point.


Selain merusak ekosistem laut, sudah pasti itu, Palm Islands Dubai punya dampak sosial, ekonomi, kultural dan environmental problem. Pulau-pulau artifisial punya target pasar global rich elite atau mega-rich people. Bukan buat rakyat atau middle-class Dubai.

Palm Islands Dubai triger masalah: stagnant water, alga dan nyamuk. Ombak tidak lagi bergulung sentuh bibir pantai. Air stagnant. Matahari menghidupkan alga. "Lumutan" kata orang Betawi. Jadi sarang nyamuk.

Bila hal sama terjadi di Reklamasi Teluk Jakarta, maka warga Pluit, Kapuk, Dadap, Muara Angke, Pasar Ikan, Ancol sebaiknya siapin diri. Stock sekardus obat nyamuk. Semprot, electric, bakar atau lotion. Raket nyamuk 'made in china' bisa meroket. Hunting mosquito (berburu nyamuk) bisa jadi aktifitas seru di malam hari. Pletak-pletok, pletak-pletok, bunyinya.

Strategi iklan Palm Islands Dubai memang bombastis. Pulau-pulau artifisial itu digambarkan seperti Firdaus. Lengkap dengan artificial nature, pepohonan, green, full security system, bars, high quality fishes, panoramic marina view dan sebagainya. Rakyat biasa ngga punya akses. Nggak boleh masuk. It is a city within a city. Free Zone bagi bule dan Arab. Mereka bisa ugal-ugalan tanpa terdeteksi.

Dengan berani, divisi iklannya menyebut Palm Islands Dubai sebagai "The eighth wonder of the world" atau Keajaiban Dunia Ke Delapan. David Beckham, Madonna, Sarukh Khan berhasil dirayu dan beli. Mereka jadi bagian yang disebut "Palm Pioneers".

Alas, krisis menerpa saat pipa airnya jebol. Resident mega-rich di pulau-pulau artifisial terpaksa cuci piring dan baju di laut. Mereka nyebrang, keluar dari pulau reklamasi, bawa handuk, shampo, sabun cair, sponge pembersih muka dan serbu WC Umum terdekat dan lavatory shopping centre di Kota Dubai.

Bayangkan ribuan WN Tiongkok dan bule-bule negro penghuni pulau reklamasi serbu toilet-toilet umum di Kampung Aquarium, Ancol, Pom Benzin Pluit dan Pluit Village. It will be a disaster for the locals.

Para penghuni Palm Islands Dubai mengeluh bahwa kenyataan nggak seindah brosur. Villa-villa mereka dempet. Seperti pepes sarden. Ngga ada pohon. Gersang. Boyak. Mereka ngga bisa sun-bath. Krim Sunblock gagal melindungi kulit dari serangan ultra-violet Arabian Gulf bertemperatur 42C. Too hot for their skins.

Suplai air dan listrik Jakarta masih blepotan. Semakin nggak karuwan bila pulau-pulau reklamasi mulai beroperasi. Suplai ke sana bakal diutamakan. Karena itu tempat orang asing dan mega-rich.

Bila sekarang, Palm Islands Dubai disebut-sebut sebagai "The eighth BLUNDER of the world", bakal dapet predikat apa Reklamasi Teluk Jakarta bila Anies-Sandi nggak sanggup stop proyek ini?[***]

Penulis adalah Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Pernyataan Ferry Irwandi Sangat Tidak Etis dan Berbahaya

Minggu, 07 Desember 2025 | 23:55

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Dinas LH Harus Bertanggung Jawab Buntut Sopir Truk Meninggal Kelelahan

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Taiwan dan Omega Taiyo Bersinergi Perkuat Manufaktur Cerdas Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Prabowo Tambah Anggaran Bencana Provinsi Rp20 M dan Kabupaten Rp4 M

Senin, 08 Desember 2025 | 13:57

KPK Ngaku Miliki Kajian soal Dugaan Illegal Logging di Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:56

Menyingkap Sisi Politik di Balik Kenaikan Harga Beras

Senin, 08 Desember 2025 | 13:45

Cek Tanggul

Senin, 08 Desember 2025 | 13:38

PKB Seleksi Calon Ketua DPW Lewat Tes Berlapis

Senin, 08 Desember 2025 | 13:30

100 Musisi Gelar Konser Amal untuk Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:28

KPK Digugat Gegara Bobby Nasution

Senin, 08 Desember 2025 | 13:23

VinFast Gelontorkan Rp8,3 Triliun Bangun Pabrik Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 13:22

Selengkapnya