Berita

Ujaran Kebecian/net

Hukum

Bisnis Konten Ujaran Kebencian Sama Seperti Bisnis narkoba

MINGGU, 27 AGUSTUS 2017 | 05:12 WIB | LAPORAN:

Sindikat Saracen menjadi fenomena baru yang membuka mata semua pihak bahwa konten ujaran kebencian dan informasi hoax bukan hanya dilakukan oleh individu saja. Namun juga pekerjaan yang dilakukan secara terorganisis dan dikomersilkan.

Demikian diungkapkan Praktisi Hukum Andi Syafrani menilai kemunculan sindikan Saracen saat  dalam diskusi bertajuk "Bisnis dan Politik Hoax?" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).

Menurutnya bisnis penyebaran konten ujaran kebencian mirip dengan bisnis narkoba. Penyebar konten ujaran kebencian ini diibaratkan sebagai bandar narkoba yang mengetahui bahwa pekerjaannya bertentangan dengan hukum namun disisi lain, ada pihak yang memesan untuk melakukan hal tersebut.


Bedanya, kata Andi, pemesan bukan dari kalangan yang ketergantungan melainkan pihak yang  memiliki kepentingan. Meski begitu tidak menutup kemungkinan juga pemesan bakal menjadi ketergantungan dengan untuk menggunakan jasa penyebar konten berbau SARA tanpa perduli langkah yang dibuatnya merugikan orang lain, asalkan kepentingannya bisa terwujud.

"Ini sama saja seperti orang yang bertransaksi narkoba. Sudah jelas-jelas dilarang karena merusak tetapi masih banyak penawaran dan permintaan. Jadi Bisnis ini sama seperti bisnis narkoba. Kenapa terus berjalan karena keuntungan ekonominya luar biasa," ujarnya.

Lebih lanjut Andi menilai, bisnis konten ujaran kebencian ini bakal laris manis dalam momen-momen politik. Meski sindikat Saracen sudah terbongkar, namun selama masih ada permintaan, tidak menutup kemungkinan, jasa untuk menyebarkan konten ujaran kebencian dan berita hoax akan bermunculan.

"Ini yang harus dipotong, sehingga jangan sampai ada kesan ada keuntungan ekonomi yang menggiurkan, sehingga orang-orang mau bertransaksi," demikian Andi.[san]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya