Berita

Hukum

Wakil Ketum Gerindra: Kemenhub Sejak Dulu Memang Sarang Mafia Proyek

JUMAT, 25 AGUSTUS 2017 | 21:15 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono dengan barang bukti uang sebanyak Rp 20 miliar.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengapresiasi kinerja komisi anti rasuah itu. Meskipun sebenarnya, KPK saat ini sedang di "obrak-abrik" oleh Pansus KPK.

"Salut untuk KPK walaupun sekarang terancam akan dikerdilkan oleh  Pansus DPR," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jum'at (25/8).


Diduga OTT KPK Terkait dengan gratifikasi yang diterima oleh Dirjen Hubla dari Pemenang Proyek Tender Pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.

Antonius Tonny Budiono sendiri sudah mengakui bahwa dugaan kasus gratifikasi yang menimpa dirinya merupakan perbuatan secara pribadi Dirjen Hubla. Jadi jelas tidak ada hubungannya dengan menteri perhubungan.

Arief Poyuono mengakui bahwa OTT itu tentu mencoreng kinerja Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang selama ini dinilai bagus. Namun dia mengaku yakin bahwa kasus itu justru membuat Kemenhub semakin bekerja keras untuk meningkatkan kinerja kementerian yang dipimpinnya. Utamanya dalam membersihkan Kemenhub dari praktik-praktik korupsi.

"Memang sejak dahulu menjadi sarang mafia proyek. Tapi saya yakin Menhub Budi Karya akan berhasil membenahi dephub menjadi departemen yang bersih dari korupsi dan pungli kedepannya," katanya yakin.

Untuk itu, lanjut Areif, diharapkan Menteri Budi mampu menemukan sebuah sistem anti korupsi yang mempuni agar Dephub bersih dari praktik haram seperti kolusi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

"Menhub harus tetap semangat dan jalan terus, percaya lah program Nawacita Pak Joko Widodo Di sektor Perhubungan akan semakin baik dan tercapai. Saya yakin Menhub bisa buat Dephub zero corruption," pungkasnya.[zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya