Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Menumbangkan Petahana

JUMAT, 25 AGUSTUS 2017 | 11:58 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

MENUMBANGKAN incumbent is possible. Ini adalah perang politik asimetrik (tidak berimbang).

Sejarah, dari Sun Tzu sampai Mao Zedong, membuktikan yang besar belum tentu menang. "Hard work" dan "having a plan" adalah the keys. Strateginya guerrilla and unrestricted warfare.

Di mana-mana, incumbents punya segudang advantages: popularitas, patronase, taipan, network, media, penjilat, loyalis, aparatus intel, mesin politik dan sebagainya.


Political landscape, di semua negeri, dipenuhi politikus penipu, bajingan dan koruptor. They tried to be something they were not. Bagusnya, tidak mungkin to engineer political imagery on a long term basis. Pencitraan akan ketahuan. Pura-pura sederhana tapi busuk. Belaga merakyat, tapi memperlakukan rakyat bagai sekumpulan ayam.

Semua challenger mesti memperhatikan "General Mood" dari rakyat. Deadly combo bila rakyat merasa incumbent "off the track" dan tutup mata terhadap nasib rakyat.

Karena itu, ada empat hal yang harus dilakukan challenger. Start early, define your opponent, draw a contrast, dan define the agenda.

Jangan lakukan kesalahan: baru kampanye di musim pemilu. Don't make this "traditional" mistake. Para challenger mesti adopsi slogannya "Never Too Early to Start Campaign". Segera bergerak, aktif, datang ke berbagai pertemuan, building your organization, tentukan bendara dan ketua timses (campaign manager).

Saya ulangi, Challenger must start as early as possible. Susun track-record negatif incumbent. Potret dan bingkai siapa dia. Lakukan ini sebelum incumbents define themselves. Paksa dia berada dalam posis defensif. Jangan pernah ikut menari dalam irama yang ditabuh incumbents. Lastlt, Jangan beri dia chance membentuk opini dan mengolah momentum.

Di semua negara, hanya ada satu alasan rakyat mau ganti presiden i.e. rakyat merasa ada seseorang yang lebih baik dari penguasa sekarang. Set the agenda, paksa incumbent bicara soal isu-isu where the incumbent is weak.

Para challenger mesti menyampaikan who you are, why you are running, what you see as the important issue, why people should vote for you. Katakan itu dalam setiap pidato. Jangan pake text. Stump speech. Memorized without notes. Bombardir dia dengan itu. Sampe dia nggak bisa tidur, pucat pasih, kurus kering.

Pesan-pesan itu mesti konsisten, klir dan understandable. Voters hate "wafflers". Jangan pernah mengirim mixed messages to the voters.

Terakhir, mesti ada garis tegas. Antara challenger dan incumbent. Show the voters that there is a clear distinction between you and your opponent on issue you define. N good luck. May God be with you.[***]


Penulis adalah Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)



Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Pernyataan Ferry Irwandi Sangat Tidak Etis dan Berbahaya

Minggu, 07 Desember 2025 | 23:55

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Dinas LH Harus Bertanggung Jawab Buntut Sopir Truk Meninggal Kelelahan

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Taiwan dan Omega Taiyo Bersinergi Perkuat Manufaktur Cerdas Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Prabowo Tambah Anggaran Bencana Provinsi Rp20 M dan Kabupaten Rp4 M

Senin, 08 Desember 2025 | 13:57

KPK Ngaku Miliki Kajian soal Dugaan Illegal Logging di Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:56

Menyingkap Sisi Politik di Balik Kenaikan Harga Beras

Senin, 08 Desember 2025 | 13:45

Cek Tanggul

Senin, 08 Desember 2025 | 13:38

PKB Seleksi Calon Ketua DPW Lewat Tes Berlapis

Senin, 08 Desember 2025 | 13:30

100 Musisi Gelar Konser Amal untuk Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:28

KPK Digugat Gegara Bobby Nasution

Senin, 08 Desember 2025 | 13:23

VinFast Gelontorkan Rp8,3 Triliun Bangun Pabrik Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 13:22

Selengkapnya