Berita

Sri Mulyani Indrawati/Net

Bisnis

Sri Mulyani Ngaku Sudah Hati-hati

Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen
SELASA, 22 AGUSTUS 2017 | 08:38 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati me­mastikan target pertumbu­han ekonomi tahun depan sebesar 5,4 persen sudah mempertimbangan faktor kehati-hatian.

"Pembahasan dengan dewan sebelumnya disetujui 5,2 persen sampai 5,6 persen, jadi 5,4 persen adalah titik seimbang antara optimisme dan kehati-ha­tian," kata Sri Mulyani di Jakarta, kemarin.

Ani-sapaan akrabnya menerangkan, asumsi per­tumbuhan ekonomi di level 5,4 persen akan ditopang konsumsi rumah tangga yang diprediksi tumbuh 5,1 persen, investasi di level 6,3 persen, dan ekspor 5,1 persen.


"Ini asumsi penting mendasari kita assess­ment, dunia relatif stabil, sehingga kita bisa ekspor. Ekonomi dunia sebelumnya diproyeksi penuh dengan optimisme tetapi akhirnya optimisme itu dikurangi, itulah kenapa kita pakai 5,4 persen," jelasnya.

Anggota Badan Angggaran DPR Heri Gunawan mengatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengejar target per­tumbuhan tahun depan.

Pertama, pemerintah masih berharap pada kon­sumsi masyarakat, investasi, dan ekspor impor. Kedua, terkait inflasi 3,5 persen yang berhubungan kuat dengan daya beli masyarakat dan stabilitas harga. Masalahnya, saat ini ada tiga risiko yang masih terus mengancam, yakni daya beli masyarakat akibat masih lesunya ekonomi, proteksionisme perdagangan, harga komoditas yang masih lemah, dan investasi yang proporsinya masih di bawah 40 persen dari PDB (produk domestik bruto)

"Jika mengaca pada per­tumbuhan ekonomi triwu­lan II-2017 sebesar 5,01 persen dapat dilihat bahwa pertumbuhan itu masih ditopang oleh pengelu­aran pemerintah. Artinya, belanja pemerintah akan sangat menentukan pertum­buhan ekonomi ke depan," ungkapnya.

Dia pesimistis target ta­hun depan akan tercapai jika mau mengandalkan konsumsi rumah tangga dan peningkatan ekspor, sebagai mesin kinerja ekonomi.

Namun demikian, poli­tisi Gerindra tidak mau me­matahkan strategi pemerintah. Oleh karena itu, dia mengimbau agar pemerintah membuat instrumen khusus untuk meningkat­kan daya beli masyarakat.

Selain itu, mencari solusi untuk memecahkan masalah ketimpangan ekonomi yang saat ini su­dah lampu kuning. Sebab indeks gini sudah menca­pai 0,39. Artinya selama ini pertumbuhan ekonomi (pendapatan nasional) 1/3- nya dikuasai oleh 1 persen orang saja.

"Ada beberapa hal di ekonomi kita yang tidak bisa diserahkan ke swasta, minimal diatur secara ketat oleh pemerintah. Ekonomi harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi. Pemerintah harus berpihak kepada pemberdayaan," katanya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya