Kerajinan tangan dan industri kreatif Jawa Barat belum menjadi raja di daerahnya sendiri. Pdahal, Jabar sangat kaya dengan produk kerajinan seperti kerajinan rotan Cirebon, kerajinan kulit Garut, Kerajinan tanduk Bogor dan lainnya.
"Hasil produksi kerajinan Jawa Barat ini kualitasnya bagus-bagus, tapi sayang produknya kurang dilirik oleh masyarakat daerah Jawa Barat sendiri. Saya ingin buat pasar kreatif lokal," jelas bakal calon gubernur Jabar Agung Suryamal dalam keterangannya, Sabtu (19/8).
Menurutnya, kerajinan tangan Jabar lebih banyak diminati oleh masyarakat daerah seperti Jakarta dan Bali. Pada 2016, suplai hasil kerajinan ke Jakarta dan Bali mencapai 70 persen. Padahal, jika diminati juga oleh masyarakat lokal, produk-produk kerajinan bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang potensial.
"Biasanya kalau yang beli orang luar mereka pasti membelinya dengan sistem borongan, jadi harga dari pengrajin ke konsumen rentangnya bisa jauh sekali," kata Agung yang juga ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar.
Dia mencontohkan, meski beberapa pengrajin telah sukses meraup untung dari hasil penjualan ke luar daerah hingga luar negeri, banyak juga pengrajin yang tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Seperti yang dialami pengrajin bambu di Kabupaten Majalengka yang terancam gulung tikar karena tidak memiliki akses untuk memasarkan produknya ke luar daerah.
"Fokusnya memfasilitasi pengrajin-pengrajin kecil yang masih sulit memasarkan produknya. Jabar kan punya Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah), nanti Dekranasda bekerja sama dengan daerah se-Jabar untuk bangun pasar kreatif lokal di tiap daerah," ujar Agung.
Dia memastikan bahwa produk lokal penting dicintai dan dikonsumsi masyarakat Jabar sendiri. Sehingga pemerataan ekonomi terdorong, lantaran pengusaha kecil dan menengah memiliki potensi pasar yang jelas.
"Pasar kreatif lokal bisa sekaligus menjadi tempat pagelaran seni dan tempat pelatihan untuk para pengunjung," demikian Agung.
[wah]