Berita

Jokowi/net

Bisnis

Jokowi Klaim Angka Kemiskinan Menurun, Gerindra: Angka Kan Bisa Dibuat

KAMIS, 17 AGUSTUS 2017 | 17:20 WIB | LAPORAN:

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Edhy Prabowo mengkritik keras klaim Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). Khususnya, terkait turunnya angka kemiskinan di Indonssia dalam sidang tahunan di DPR, Rabu (16/8) kemarin.

Menurut Edhy, ucapan Jokowi hanya didasari fakta dalam angka. Padahal, kenyataan di lapangan, berbanding terbalik dan masih ada variabel lain yang perlu diperhatikan.

"Kami melihat, angka kan bisa dibuat. Tapi, hakikat yang sesunguhnya lebih banyak mana yang menderita saat ini? Kalau anda lihat di kampung-kampung bayar listrik Rp 50 ribu, sekarang sudah diatas Rp 300 ribu," timpalnya saat ditemui di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (17/8).


Edhy tentu tidak percaya dengan klaim tersebut. Apalagi dengan segudang infrastruktur yang sudah dibangun. Seharusnya hal tersebut bisa membuat masyarakat lebih sejahtera.

"Kenyataannya, apa benar infrastruktur meringankan masyarakat kita? Jembatan yang dibangun saya ada datanya. Ada ratusan yang siap dibangun, baru berapa persen," ungkapnya.

Eddy juga mengkritik infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini, justru tidak tepat sasaran. Bahkan beberapa yang dibangun menghadirkan masalah kemacetan.

"Infrastruktur mana yang sudah dapat menyelesaikan masalah? Toh kemacetan banyak. Kalau mau bangun infrastruktur, dibangun di daerah yang ramai dulu, bahwa pemerataan penting," kritiknya.

Selain itu, Eddy pun mengkritik perihal dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang besar, namun menguap. Edhy menyebut, rakyat sama sekali tidak merasakan langsung subsidi tersebut.

"Kami yang rasakan apa yang terjadi di lapangan, kita menghormati apa yang dilakukan pemeritah," ujarnya.

Selain itu, Eddy menyoroti perihal utang Indonesia yang justru tinggi di era pemerintahan Jokowi. Momen kemerdekaan, katanya, justru Indonesia dihadiahi Jokowi dengan utang menggunung.

"Utang Rp 1.000 triliun. Kenapa barang itu, mayoritas. Tapi apakah elok menghutang untuk bayar hutang Rp 1.000 triliun, Hari ini ulang tahun, hari ini utang Rp 1.000 triliun," demikian Eddy.[san]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya