Berita

Publika

Pesan Kemerdekaan: Negara Jangan Bergantung Figur

SABTU, 12 AGUSTUS 2017 | 08:14 WIB

INDONESIA  negara merdeka yang direbut dengan perjuangan. Indonesia juga negara yang terus berjuang mendapatkan format yang tepat, terutama dalam sistem politik yang mampu mendorong perubahan-perubahan cepat dan stabil dan bermanfaat buat rakyat serta berkelanjutan,    .            
Mengurus negara ini harus cermat, penuh kehati-hatian dan mengerti tujuan negara serta sudah sampai dimana tahapannya serta dalam sistem politik apa negara ini kuat dan stabil. Indonesia negara merdeka yang dinamis namun masih cukup rentan menjadi negara yang tiba-tiba salah arah.   
Dalam Pidato kenegaraan di  akhir jabatan Agustus 2014, SBY ‎memaparkan itu semua, sudah banyak hal berubah sejak merdeka hingga kini, momentum harus terus dijaga dengan hati-hati, berikut kutipannya:

Setelah  69 tahun merdeka, saya yakin para pendiri bangsa akan bersyukur dan bergembira melihat transformasi bangsa Indonesia di abad-21.


Dari bangsa yang sewaktu merdeka sebagian besar penduduk-nya buta huruf, rakyat Indonesia kini mempunyai sistem pendidikan yang kuat dan luas, yang mencakup lebih dari 200 ribu sekolah, 3 juta guru dan 50 juta siswa.

Dari bangsa yang tadinya terbelakang di Asia, Indonesia telah naik menjadi middle-income country, menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar dunia, dan bahkan menurut Bank Dunia telah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia jika dihitung dari purchasing power parity.

Dari bangsa yang seluruh penduduknya miskin di tahun 1945, Indonesia di abad ke-21 mempunyai kelas menengah terbesar di Asia Tenggara ? dan salah satu negara dengan pertumbuhan kelas menengah yang tercepat di Asia.

Dari bangsa yang kerap jatuh bangun diterpa badai politik dan ekonomi, kita telah berhasil mengkonsolidasikan diri menjadi demokrasi ketiga terbesar di dunia.

Pendek kata, setelah hampir 7 dekade merdeka, Indonesia di abad ke-21 terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin bersatu, semakin damai, semakin makmur, dan semakin demokratis.

Kita mengatakan semua capaian ini tidak untuk berpuas diri atau menepuk dada. Kita mengatakan ini untuk mengingatkan diri bahwa semua ini berawal dari revolusi 1945 yang dirintis para pendiri republik.

Perjalanan kita sebagai bangsa sudah cukup panjang, dan terlepas dari berbagai permasalahan yang masih ada, serta segala kekurangan kita, sejarah menunjukkan bahwa perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia selama ini telah mengangkat derajat bangsa kita ke tingkat yang lebih tinggi.

‎APA  yang sebabkan Indonesia alami perubahan yang posirif?  SBY secara khusus dalam mengakhiri pidato itu menyimpulkan bahwa sistem yang membuat negara dan rakyat menjadi kuat. sebagaimana kita ketahui tahun 1945-1966 dan 1966-1998 demokrasi yang kita pilih sangat bergantung figur,.Aejak 1998 kita memilih membangun sistem yang kuat sehingga mempersempit dan pada akhirnya  tidak akan  mengenal kekuasaan diselewengkan oleh figur.

Sebagai Presiden selama 10 tahun, mungkin SBY menyimpulkan bahwa  godaan untuk menjadi figur kuat dengan cara-cara menyelewengkan sistem adalah cobaan terberat Presiden Indonesia.

Berikut kutipannya :

Jangan pernah lupa bahwa yang paling penting kita bangun adalah sistem - sistem demokrasi, sistem politik, dan sistem ekonomi. Demokrasi kita tidak boleh bergantung pada figur seseorang, namun harus bergantung pada lembaga, pada peraturan, pada hukum dan norma.

Sejarah mengajarkan kita, selama sistem itu kuat, maka negara akan kuat, rakyat juga kuat. Tetapi, jika sistem itu lemah dan keropos, demokrasi kita akan kembali labil dan mengalami kemunduran.

Kita semua wajib menjaga momentum bangsa yang baik ini, dan bahkan meningkatkannya. Jangan lupa, dunia penuh dengan contoh bangsa yang sedang naik daun kemudian tersandung dan jatuh seketika. Jangan sampai hal itu terjadi pada bangsa kita".  ‎

MINGGU ini Presiden Jokowi merasa wajahnya tak ada model menjadi diktator. Mungkin saja benar, namun rakyat sudah terbiasa dengan sistem yang tidak sewenang-wenang dan teratur. Apa yang dikhawatirkan SBY tiga tahun lalu kini sudah menjadi olok-olok rakyat. [***]

Akhmad Suhaimi
Kader Partai Demokrat‎

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya