Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Viktor Bungtilu Laiskodat dilaporkan oleh beberapa parpol ke polisi dan Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR, lantaran isi piÂdatonya di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu. Dalam pidatonya, dia menyebut Partai Gerindra, PAN, Demokrat, dan PKS mendukung sistem khilafah dan intoleran. Berikut ini pandangan Sekretaris Jenderal Demokrat, Hinca Panjaitan terkait pernyataan Viktor;
Nasdem kan sudah mengÂklarifikasi isi pidato, dan beÂranggapan tidak perlu memÂinta maaf. Tanggapan Anda?
Dalam ruang demokrasi, seÂmua pihak hendaknya memberiÂkan nuansa pikiran dan gagasan yang tidak menimbulkan konÂtroversi yang tak perlu. Ruang demokrasi harus kita jaga dan rawat bersama. Ada kewajiban moral bagi semua pihak memasÂtikan ruang demokrasi kita sehat dan segar, sehingga bisa memÂberikan energi baru kebangsaan kita. Di situlah ruang demokrasi kita menyumbangkan manfaat maksimal bagi kemaslahatan bersama.
Jika muncul kontroversi, yang membuat terciderainya rasa keÂbangsaan bersama di panggung demokrasi, tentu ada kewajiban bagi pihak yang menciderai itu untuk menjemput bola memperÂbaikinya. Berikan statemen yang baik untuk memperbaiki yang salah, diikuti oleh permintaan maaf. Minta maaf adalah muÂlia dan setimpal untuk sebuah kesalahan yang menciderai rasa kebangsaan. Itu adalah itu cara yg bijak merawat ruang demokrasi kita.
Jika muncul kontroversi, yang membuat terciderainya rasa keÂbangsaan bersama di panggung demokrasi, tentu ada kewajiban bagi pihak yang menciderai itu untuk menjemput bola memperÂbaikinya. Berikan statemen yang baik untuk memperbaiki yang salah, diikuti oleh permintaan maaf. Minta maaf adalah muÂlia dan setimpal untuk sebuah kesalahan yang menciderai rasa kebangsaan. Itu adalah itu cara yg bijak merawat ruang demokrasi kita.
Anda sepertinya berharap Viktor meminta maaf?Karena apa yang diucapkanÂnya, khususnya tentang Partai Demokrat (PD) yang seolah melindungi radikalisme dan intoleransi, hanya karena kami tak setuju dengan Perppu itu. Padahal Partai Demokrat memÂpunyai platform dan ideologi yang jelas dan tegas sejak laÂhirnya partai ini, yaitu nasionalis religius. Kami menjaga dan merawat ideologi negara, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta lagu bendera dan bahasa yang sudah kita sepaÂkati bersama dalam membangun negara ini.
Menurut kami ideologi ini tidak akan tergantikan dengan idiologi lainnya. Jadi tuduÂhannya tidak benar. Tuduhan yang tidak benar harus dilurusÂkan. Siapa yang meluruskan? Tentu yang mengucapkannya secara tidak benar.
Menurut dia, Perppu itu kan untuk memberantas radikal ismedan intoleran, sehingga secara tidak langsung parpol yang menolak bisa dianggap mendukung itu?Pertama, kami menolak Perppu bukan pada substansinya, tetapi lebih pada syarat kegentingan yang memaksa yang belum dipenuhi sebagaimana disyaratÂkan Pasal 22 UUD 1945.
Menurut kami dikeluarkanÂnya Perppu ini seolah memaksa kegentingan yang memaksa itu menjadi ada, meski kenyataanÂnya belum ada.
Kedua, PD itu telah menunjukÂkan sikap menjaga toleransi antar keberagaman di Indonesia selaÂma 10 tahun. Di era kepemimpiÂnan Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden, toleransi antar umat beragama, suku dan ras terjaga cukup baik dan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan rakyat meningkat.
Jadi anggapan PD sebagai pendukung intoleransi dan khÂilafah adalah tidak benar, tidak berdasar. Itu adalah tuduhan yang serampangan dan meruÂpakan fitnah kepada partai, dan kepada seluruh kader serta simpatisan. Oleh karena itu, Demokrat mendesak sudara Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menarik pernyataannya, dan meminta maaf secara terbuka atas kekeliruan yang telah diÂlakukannya.
Kan, kata meraka isi piÂdatonya sudah diedit?Saya kira persoalannya bukan pada editan semata. Dari yang ada saja sudah dapat dimengerti dengan mudah. Tetapi kalau benar editan yang dipermasalahÂkan, sebaiknya ditujukan saja yang lengkapnya.
Kalau seandainya dia mau minta maaf, apakah laporan Demokrat ke polisi akan diÂcabut?Demokrat mencintai ruang demokrasi. Ruang demokrasi itu mulia dan cukup untuk menyeÂlesaikan masalah yang ditimbulÂkannya. Jadi mari kita rawat dan kembangkan bersama, jangan sedikit-sedikit kita kriminalkan produk ruang demokrasi kita. Karena menyampaikan permintÂaan maaf atas kekeliruan itu sangat mulia.
Dan harus diketahui, Demokrat tidak ujug-ujug lapor polisi dan sebagai parpol kami belum melaporkannya ke polisi. Kami mau memaksimalkan ruang demokrasi terlebih dahulu.
Senin lalu Generasi Muda Demokrat sudah bikin lapoÂran. Itu bukan atas arahan DPP PD?Secara lembaga partai poliÂtik, PD belum melaporkannya. Itu para generasi muda partai yang berinisiatif melaporkanÂnya, tapi dari partainyaa sendiri belum.
Anda lihat kasus ini serius?Menurut kami pernyataan tersebut adalah tuduhan serius, yang menjurus kepada perbuaÂtan yang melawan hukum, yaitu pidana pencemaran nama baik, pelanggaran terhadap penyebaÂran informasi yang diatur dalam UU ITE, serta pelanggaran dan kejahatan terhadap penghapusan diskriminasi ras dan etnis.
Kami juga beranggapan pernyataan tersebut sebagai proÂvokasi, atau penghasutan kepada publik yang sangat merugikan kepada persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhinneka tungÂgal ika.
Pernyataan itu sesungguhnya pernyataan yang intoleran denÂgan menghasut publik untuk melakukan perbuatan pidana, yaitu menghasut publik melakuÂkan persekusi kepada Demokrat dan partai lain, sebagaimana yang disampaikan di dalam piÂdato yang terekam dalam bentuk video dan beredar saat ini di tengah publik. ***