Berita

Utang

JUMAT, 11 AGUSTUS 2017 | 04:42 WIB | OLEH: MUHAMMAD TAKDIR

Institute Development of Economics and Finance (INDEF) memberikan "lampu kuning" terhadap membengkaknya utang pemerintah Indonesia yang menembus Rp 3.672,33 triliun hingga Mei 2017.

Meskipun secara umum masih dianggap cukup sehat, tetapi catatan Bank Indonesia telah mengingatkan perlunya kewaspadaan resikonya terhadap perekonomian nasional.

Kita tentu tidak mengharapkan setback pembiayaan pembangunan seperti situasi utang nasional yang tidak dapat diselesaikan pada dasawarsa 1990-an kembali menghantam Indonesia.


Ketika itu, utang swasta menjadi beban yang sangat besar dan memaksa pemerintah untuk mengambil alih. Tidak heran jika saat ini, BI memberikan perhatian lebih besar pada kondisi dan perkembangan utang luar negeri sektor swasta.

Selain pengalaman pahit pada krisis moneter 1990-an, komunitas internasional sebenarnya tidak memiliki mekanisme penyelesaian utang global yang layak disebut modest sesuai kepentingan negara berkembang.

Kekosongan itu  membuat potensi terjadinya fragmentasi resolusi juridis dalam soal utang. Inkonsistensi dan unpredictibility penanganan utang individual negara menjadikan masa depan debt restructuring lebih sulit dan kompleks.

Bagi beberapa negara yang berada dalam situasi financial distress, pemberian kemudahan utang dimaksudkan mencegah mereka dari potensi default atau terjerat dalam situasi kritis yang memerlukan restrukturisasi utang.

Saat ini, para ahli banyak memperkirakan kemungkinan munculnya sejumlah sovereign debt crises di masa mendatang sebagai akibat level utang yang dimiliki negara, kerapuhan pemulihan ekonomi global serta kebijakan moneter yang tidak menopang agresi pasar.

Alasan mengapa debt restructuring mechanism (DRM) diperlukan karena sistem yang berlaku saat ini �" disebut oleh Joseph Stiglitz sebagai fragmented system, telah menimbulkan predatory practices yang semata-mata menguntungkan kreditor dengan bargaining power mereka dalam menyelesaikan setiap krisis utang yang muncul.Kelemahan sistemik ini yang mendasari digulirkannya gagasan DRM di tingkat global.

PBB telah menyusun sebuah dokumen berjudul "The Roadmap and Guide for Sovereign Debt Workouts" yang merekomendasikan langkah-langkah perbaikan terhadap upaya mencitptakan koherensi, efisiensi, dan keadilan proses restrukturisasi sovereign debt saat ini. Lima prinsip utama DRM mulai diperkenalkan untuk didiskusikan yakni legitimasi, impartiality, transparansi, good faith dan sustainability.

Sayangnya, usulan mekanisme itu nampaknya masih akan terganjal di tangan negara-negara maju. Padahal dunia memerlukan arbitrasi penyelesaian yang lebih independen. Saat ini, dunia harus menggerakkan langkah-langkah institusional dalam menyeimbangkan kembali sistem pengelolaan sovereign debt crises.

Kita sebaiknya belajar untuk tidak mengulang kekeliruan terdahulu kedua kalinya. Those who can’t learn from their mistakes in the past, are condemned to repeat it (twitter: @eMtedir).


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya