Ryamizard Ryacudu/Net
Ryamizard Ryacudu/Net
Seperti diketahui, sebelumnya Jenderal Gatot mengeluhkan rencana pembelian pesawat Sukhoi 35 yang hingga kini belum terwujud. Gatot berharap, Komisi I DPR dan Menteri Ryamizard segera membahas pembelian Sukhoi 35 dan kapal selam Kilo Class agar TNI bisa memiliki alutsista modern.
Selain bicara soal proses pengadaan alutsista, Menteri Ryamizard juga bicara soal isu nasional lainnya. Berikut penuÂturannya;
Panglima TNI mengeluhkan lamanya proses pengadaan peÂsawat Sukhoi 35. Kalau boleh tahu saat ini prosesnya sudah sejauh mana?
Saya saja baru dua tahun lebih. (Beli pesawat Sukhoi) bukan seperti beli kacang goreng, langsung dimakan. Pesan lalu ditanya dulu dengan Menko, kita koordinasi lalu kita tanya dengan Presiden. Itu nego, kita bolak-balik, bukan sehari seperti kita membeli mobil. Ketika kita pesan, mereka langsung buat, nggak gampang buatnya, itu butuh waktu yang lama. Mudah-mudahan selesai. Karena Sukhoi 35 itu setelah Rusia yang mengÂgunakan, berikutnya kita juga pakai. Kita juga nego supaya harganya harga dasar. Dulu kita membeli delapan dengan harga segitu, sekarang kita nego 11 pesawat dengan harga yang sama dengan delapan pesawat. Itu kan nego.
Mekanisme pembeliannya dengan imbal dagang?
Iya dong. Sejumlah 50 persen offset bikin pabrik pemeliharaan sendiri daripada harus bolak-balik, mahal harganya. Lagi pula kalau di sini ada (pabrik pemeliharaan), nanti negara seperti Vietnam dan Malaysia yang memiliki pesawat Sukhoi akan ke sini juga.
Berarti dalam rencana stratÂegis Kemenhan nanti bisa jadi pembelian pesawat itu akan terwujud?
Iya, pasti, mudah-mudahan ya.
Kalau kapal selam Class Kilo rencananya akan memÂbeli berapa unit?
Dua unit. Tapi itu kan baru pengajuan bawah, saya belum koordinasi dengan menteri dan segala macam bahkan samÂpai presiden apakah mau atau tidak. Tidak seperti beli mobil ke dealer bawa uang langsung bawa pulang.
Oh ya kabarnya Kemenhan juga mengalokasikan dana tambahan untuk penguatan di wilayah perbatasan, itu untuk apa saja?
Banyak, itu kan ada yang menjaga, kemudian membina di sana ada bela negara dan di sana juga ada jalan patroli sepanjang wilayah perbatasan yang bisa dilalui oleh mobil juga. Banyak itu. Kemudian adanya pelebaran di Natuna, sekarang sudah bisa tempat pesawat mendarat, dibaÂgusin, diperpanjang, dan dibuat pangkalan baru agar kapal-kapal yang besar busa masuk.
Soal lain. Indonesia menjadi tuan rumah konferensi Sub Regional Meeting on Foreign Terrorist Fighters and Cri, apa saja yang akan dibahas?
Saya akan mengumpulkan Menhan-Menhan termasuk Menhan Australia. Kita akan bekerja sama terutama dalam melawan terorisme. Nanti kiÂta juga akan mengumpulkan Menhan di Filipina dalam menÂgevaluasi Merawi. Kemudian bagaimana kita membuat inteliÂjen bersama.
Bicara soal radikalisme, bagaimana pandangan Anda jika ada Purnawirawan TNI yang berpaham radikal?
Ada hukumnya (Sapta Marga dan Sumpah Prajurit). Lupa itu dia. Enggak betul dia dengan sumpahnya sendiri ya. Kami paÂtriot Indonesia membela ideoloÂgi negara yang bertanggung jawab dan tidak kenal menyÂerah. Artinya tentara itu sampai mati membela Pancasila. Sapta Marga dan Sumpah Prajurit itu tidak pernah dicabut, sampai mati.
Oh ya bagaimana pandanÂgan Anda tentang penanaman bela negara di lingkungan kampus?
Kampus itu tempat mencetak cendikiawan. Jangan sampai kita mencetak pandainya saja, namun tidak ada rasa untuk bela negara. Itu senjata yang akan membalik bangsa sendiri. Jadi tumbuhkan dulu rasa cinta bela negara, kecintaan pada negara ini dengan ilmunya untuk memaÂjukan bangsa ini. Itu guna ilmuÂnya. Jangan sampai ilmu untuk radikalisme. Sekarang ini kan sudah mulai banyak yang menÂgeluh tentang adanya radikal-radukal, karena bela negara nggak ada disitu. Dulu kan pas baru baru masuk ada plonco-plonco, sekarang saya ganti dengan dasar bela negara, tiga hari di dalam kelas, tiga hari di luar kelas. Itu lebih bermanfaat daripada pala diplontos, dipitak-pitak, lucu-lucuan. ***
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57
Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59
Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36
Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24
Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58
Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34
Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19
Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54