Sekolah Kebangsaan Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan VI resmi bergulir. Sebanyak 50 pemimpin muda dari berbagai komunitas kreatif terpilih dari seluruh provinsi di Indonesia berkumpul di Jakarta selama satu pekan ke depan.
KBFP Angkatan VI ini resmi dibuka oleh Founder KBFP Dimas Oky Nugroho. Dimas yang juga selaku Course Leader KBFP Angkatan VI mengingatkan pentingnya menjaga komitmen kebangsaan sekaligus mempersiapkan calon-calon pemimpin yang berintegritas.
Dimas yang juga Staf Khusus Kepala Kantor Kepresidenan (KSP) ini memaparkan pentingnya kepemimpinan dan produktifitas kaum muda untuk membangun sektor ekonomi kreatif, meminimalisir kesenjangan sekaligus menghadang radikalisme yang menyasar komunitas-komunitas muda.
"Di negara manapun yang ingin maju, negara secara serius mempersiapkan anak-anak mudanya yang kelak akan menjadi pemimpin di berbagai sektor sekaligus pemenang era globalisasi. Tugas yang pertama adalah mereka harus memahami dan mencintai bangsanya yang kaya dan majemuk ini secara benar," ujar Dimas kepada wartawan di Yello Hotel. Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (30/7).
Peserta yang terpilih merupakan pemimpin-pemimpin muda dari berbagai profesi seperti akademisi, wirausaha, LSM, santri, komunitas kreatif, jurnalis, pelayan publik dan seniman daerah. Ini sesuai dengan tujuan diselenggarakannya KBFP Angkatan VI yakni mendorong serta mempertemukan pemimpin-pemimpin muda inovatif dalam sebuah jaringan kebangsaan.
"Ini pelatihan (KBFP) kepemimpinan untuk anak muda. Kita ingin agar anak-anak muda mendorong adanya perubahan di Indonesia, di tengah kemajemukan yang kita miliki, serta bagaimana mengelola ke-Indonesia-an secara lebih kohesif dan produktif di era kekinian," kata Dimas.
Menurut Dimas, perubahan itu hanya bisa didorong oleh anak-anak muda yang inovatif, kreatif dan berbekal wawasan kebangsaan.
Selain itu, ada yang berbeda dari pelaksanaan KBFP Angkatan VI. Berbeda dengan KBFP sebelumnya, para peserta KBFP Angkatan VI di hari pertama langsung dibebankan untuk mengikuti psikotes. Dimas mengatakan, psikotes merupakan bagian dari keseriusan pihak penyelenggara untuk mencetak pemimpin-pemimpin baru bangsa.
Selanjutnya dalam pemaparan singkatnya, Dimas juga menantang peserta KBFP VI untuk berani tampil mendorong terwujudnya perubahan di tengah kemajemukan Indonesia di tengah sederet persoalan bangsa seperti kesenjangan sosial, tingkat korupsi yang tinggi serta terorisme dan intoleransi. KBFP Angkatan VI harus bisa menjawab masalah dan menjadi sumber solusi dari sederet persoalan bangsa itu.
Dimas menegaskan, pemuda atau generasi milenial harus ambil bagian dalam menghadapi tantangan berupa globalisasi dan ekonomi kreatif. Hal yang utama harus disadari adalah visi persatuan sebagai anak bangsa dalam sebuah masyarakat yang majemuk.
KBFP Angkatan VI akan diisi berbagai kegiatan antara lain audiensi dengan tokoh nasional. Serta, kelas diskusi dengan para pakar di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Alumni KBFP saat ini telah tersebar dan menjadi penggerak inovatif di berbagai komunitasnya masing-masing.
[ian]