Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Bohong

MINGGU, 23 JULI 2017 | 06:43 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

HOAX bukan benda baru akibat pada hakikatnya sama saja dengan 'bohong'. Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak berbohong dalam memaknakan kata bohong sebagai tidak sesuai dengan hal (keadaan dsb) yang sebenarnya  atau dusta atau bukan yang sebenarnya alias palsu.
 
Kodrati

Bohong sudah hadir sejak sejak mahluk hidup mulai berusaha mengingkari atau menyamarkan kenyataan.  Secara naluriah, bohong dimanfaatkan margasatwa untuk menyamarkan penampilan mereka yang sebenarnya, demi menyelamatkan diri dari ancaman marabahaya atau demi memangsa mahluk lain. Bunglon memiliki kemampuan menyamarkan warna tubuh dirinya sehingga secara visual sulit terdeteksi di lingkungan berwarna mirip.

Aneka jenis ikan dan hewan laut coelenterata mampu menyamarkan bentuk diri sesuai lingkungan sedemikian rupa sehingga sulit terlihat oleh para calon mangsa mereka. Jenis satwa dasypodidae memiliki kemampuan untuk berbohong dengan pura-pura mati agar tidak digubris oleh hewan lain yang potensial memangsa mereka.

Aneka jenis ikan dan hewan laut coelenterata mampu menyamarkan bentuk diri sesuai lingkungan sedemikian rupa sehingga sulit terlihat oleh para calon mangsa mereka. Jenis satwa dasypodidae memiliki kemampuan untuk berbohong dengan pura-pura mati agar tidak digubris oleh hewan lain yang potensial memangsa mereka.
Pada hakikatnya, bohong merupakan salah satu mekanisme naluriah demi ketahanan hidup namun khusus pada jenis mahluk homo sapiens kerap dimanfaatkan untuk tujuan tertentu dalam interaksi sosial.

Legenda

Dalam kisah Ramayana, sosok Kijang Kencana merupakan karya kreatifitas kebohongan Rahwana agar Rama dan Lesmana meninggalkan Sinta sendirian di tengah hutan belantara agar mudah diculik. Bohong paling kejam Rahwana adalah memenggal kepala dua anak kandungnya sendiri demi menyatakannya sebagai kepala Rama dan Lesmana agar Sinta sudi dipersunting Rahwana.

Dalam mitologi rakyat Nusantara, kebohongan kerap digunakan untuk menghindari ancaman malapetaka seperti misalnya Dayang Sumbi membohongi Sangkuriang agar gagal membuat perahu dalam satu malam demi tidak mengawini ibu kandungnya sendiri.

Sebenarnya Yudistira tidak mau berbohong namun ketika perang Bharatayudha sempat dipaksa Kresna untuk berbohong agar pendekar Kurawa, Durna bisa dibinasakan. Durna sendiri terkutuk sebab pernah berbohong terhadap Bambang Ekalaya yang sebenarnya sangat setia kepada Durna yang dianggap sebagai gurunya.

Srikandi dalam versi Mahabharata membohongi isterinya bahwa dirinya sebenarnya perempuan sementara dalam versi Wayang Purwa kerap dibohongi suaminya, Arjuna yang gemar selingkuh.

Sepak-terjang para dewa mitologi Yunani , terutama Zeus, penuh dengan kebohongan terutama pada urusan syahwat.
Kuda Troya gagasan Odysseus merupakan contoh kebohongan militer demi menaklukkan musuh. 

Camouflage yang dilakukan para serdadu yang menyamar sebagai pepohonan di rimba Birnam di dalam mahakarya Shakespeare, Macbeth merupakan  jurus kebohongan militer yang masih dilakukan di perang gerilya masa kini.   Maka Sun Tzu meyakini kreativitas berbohong memang mutlak perlu demi menang perang. Sementara hoax ampuh sebagai senjata pembunuh karakter lawan dalam perang politik.

Kenyataan
Pada kenyataan peradaban masa kini, bohong sedang asyik merajelala di persada Nusantara. Kasus korupsi (yang ketahuan ) niscaya semarak berhias kreativitas bohong mulai dari ingkar kebenaran, pura-pura lupa, pura-pura sakit, barter politik, sampai menyamar agar bisa leluasa ke luar penjara sampai berkeliaran pesiar ke luar negeri. Bohong merajalela di masa kampanye pemilihan umum  di mana rakyat habis-habisan dibohongi obralan janji muluk-muluk oleh mereka yang ingin dipilih oleh rakyat agar bisa bertahta di singgasana kekuasaan. Setelah pemilu usai, janji muluk di masa Pemilu terbukti bohong belaka. 

Mereka  yang sudah terpilih  terserang penyakit amnesia alias lupa-daratan sehingga hanya sibuk memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan parpol, golongan dan pribadi diri sendiri akibat pura-pura lupa bahwa di masa Pemilu pernah berjanji kepada rakyat untuk gigih memperjuangkan kepentingan rakyat.[***]


Penulis adalah Pendiri Pusat Studi Kelirumologi

 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya