Berita

Jaya Suprana/net

Jaya Suprana

Industri Pangkalan Militer Jibouti

SELASA, 18 JULI 2017 | 18:39 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TERBERITAKAN bahwa pemerintah Republik Rakyat China mengirim kapal  ke Jibouti (maaf, saya lancang mengindonesiakan nama Djibouti) berisi puluhan ribu tentara untuk mulai membangun pangkalan militer pertamanya di luar negeri.

Selasa 11 Juli 2017, dua kapal Angkatan Laut RRC meninggalkan pelabuhan Zhanjiang untuk berlayar ke Jibouti.

Neo Imperialisme

Jurubicara Kementerian Luar Negeri RRC, Geng Shuang, menegaskan bahwa pangkalan militer di Jibouti dibuat atas kesepakatan resmi RRC-Jibouti menyusul resolusi resmi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri RRC, Geng Shuang, menegaskan bahwa pangkalan militer di Jibouti dibuat atas kesepakatan resmi RRC-Jibouti menyusul resolusi resmi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.

RRC telah mengerahkan kapal-kapal ke Teluk Aden dan perairan lepas pantai Somalia sebagai misi pendamping sejak tahun 2008. Selama proses pendampingan, para perwira RRC menghadapi kesulitan untuk pengisian makanan dan bahan bakar, sehingga Jibouti menawarkan dukungan logistik.
Pangkalan militer tersebut akan melayani pasukan RRC mengawal kapal-kapal di Teluk Aden dan perairan Somalia, melakukan operasi penyelamatan kemanusiaan, dan kewajiban-kewajiban internasional lainnya.
Selain itu, pangkalan militer juga kondusif menggerakkan pembangunan Jibouti, serta mendukung kontribusi RRC atas perdamaian dan stabilitas di Afrika.

Terlepas dari propaganda alasanologis yang tentu saja memuja-muji RRC yang mulai bersaing dengan USA untuk menjadi "polisi dunia", pendirian pangkalan militer RRC dipandang dengan penuh curiga oleh negara-negara yang memang sudah terlanjur curiga bahwa lambat namun pasti RRC sedang konsekuen dan konsisten mengejawantahkan semangat neo-imperialisme untuk menguasai dunia diawali dengan Afrika melalui jalur ekonomi yang kemudian, seperti VOC, didukung oleh militer.

Namun paranoida terhadap RRC sebenarnya berlebihan sebab tidak jauh dari lokasi pangkalan militer RRC yang sedang dibangun di Jibouti, sudah terlebih dahulu hadir pangkalan militer Amerika Serikat. Demikian pula Perancis dan Jepang sudah menyewa kapling untuk pangkalan militer di Jibouti yang konon segera disusul oleh Arab Saudi.

Strategis

Secara geopolitik, lokasi Jibouti kebetulan memang sangat strategis berdekatan dengan zona konflik di Afrika Timur dan Asia Timur Tengah.

Pesawat-pesawat tempur yang berpangkalan di Jibouti dapat mencapai titik-titik kritis konflik sampai ke Irak dan Suriah dalam waktu singkat. Camp Lemonnier sebagai pangkalan militer AS di Jibouti sangat vital bagi kepentingan AS di kawasan Afrika Timur dan Asia Timur Tengah sebagai pusat anti teorisme.

Jibouti terletak tidak jauh dari terusan Suez sebagai satu di antara jalur pelayaran tersibuk di planet bumi masa kini. Jibouti juga bertetangga dengan Somalia, sebagai pusat sarang bajak laut masa kini.

Secara ekonomis, Jibouti diuntungkan oleh industri pangkalan militer. Amerika Serikat membayar sewa lapangan militer di Jibouti sebesar 70 juta US Dolar per tahun, sementara konon China malah nyaris 100juta US Dolar.
 
Kehadiran pangkalan militer asing serta merta konstruktif melindungi keamanan Jibouti. Stabilitas politik Jibouti sebagai negara diktator berkedok demokrasi   merupakan daya tarik tersendiri bagi negara-negara adhikuasa yang ingin mendirikan pangkalan milier di negara kecil di Teluk Aden sebagai Tanduk Afrika Timur

Penulis adalah pembelajar geopolitik kontemporer


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya