Berita

Setya Novanto

Hukum

Publik Jangan Puas Dulu, DPD RI Pesimis KPK Bisa Bongkar Kasus E-KTP

SELASA, 18 JULI 2017 | 16:39 WIB | LAPORAN:

Masyarakat diharapkan untuk tidak puas dengan penetapan status tersangka Ketua DPR RI Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Publik diharapkan jangan terkecoh dan terlalu puas kemudian memberikan pujian yang berlebihan kepada KPK," kata Wakil Ketua Komite I DPD RI, Benny Rhamdani ketika ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/7).

"Kalau sekarang masih biasa biasa aja, tidak ada istimewa," lanjutnya.


KPK. menurut dia, jangan pula merasa besar kepala karena telah berhasil menetapkan seorang Ketua DPR RI menjadi tersangka.

"Karena penetapan Setya Novanto sebagai tersangka itu tidak menjadi istimewa sebetulnya karena KPK sudah mengatakan mempunyai dua alat bukti yang cukup kemudian nama SN banyak disebut oleh fraksi-fraksi dalam proses persidangan," jelasnya.

Dia menegaskan KPK harus lebih berani lagi dengan tidak hanya menjadikan Setya Novanto sebagai orang terakhir yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu. Sebab menurut dia, masih banyak orang yang disebut-sebut namanya, tapi masih juga belum ditetapkan menjadi tersangka.

"Kejar seluruh nama siapapun nama yang terduga terlibat kasus e-KTP artinya tidak berhenti di Setya Novanto," tegasnya.

Benny mengaku sebagai salah satu orang yang pesimis dengan kinerja KPK dalam membongkar misteri kasus yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 2,3 triliun itu. Hal itu menyusul sedari awal, komisi anti rasuah enggan mengumumkan nama-nama orang yang telah mengakui dan mengembalikan uang hasil korupsi e-KTP.

"KPK tidak berani menyebut nama-nama yang telah mengembalikan uang maka konsekuensi yang paling minimal itu efek jera dari penegakan hukum itu tidak didapatkan. Artinya apapun nanti pejabat publik bisa melakukan tindakan korupsi kalau nanti ketahun KPK toh uang hasil korupsi itu bisa dikembalikan. Logikanya kan begitu," pungkasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya