Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Luar Biasa! Baru 2 Tahun Berkuasa, Jokowi Sudah Nambah Utang Rp 1.040 Triliun

SENIN, 17 JULI 2017 | 09:10 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

PRESIDEN Jokowi memang jago dalam berutang. Selama dua tahun berkuasa dia sudah menambah utang Rp 1.040 triliun. Dalam hal berutang, Jokowi telah mengalahkan semua presiden yang pernah berkuasa di Republik ini.

Presiden SBY yang sering disebut sebagai raja utang hanya berhutang rata-rata Rp 150 sampai Rp 200 triliun setahun. Sangat besar memang. Namun presiden Jokowi yang katanya anti utang malah mengambil utang jauh lebih besar dari itu.

Para pembantu Jokowi yang mengurus ekonomi kerjaan utamanya mengemis ke lembaga internasional untuk menaikkan peringkat dan peringkat keuangan Indonesia. Tidak aneh lembaga internasional kadang bisa berubah secepat kilat. Bagaimana bisa?

Dalam dua setengah tahun masa pemerintahan Jokowi ini utang swasta malah menurun. Swasta Indonesia tampaknya memang sedang sekarat karena menumpuk utang pada era pemerintahan SBY. Pada masa pemerintahan Jokowi, swasta mengandalkan utang pemerintah yang membuat megaproyek untuk mereka. Sehingga swasta tidak perlu utang lagi. Cukup mengandalkan utang pemerintah.

Tidak tanggung-tanggung Pemerintahan Jokowi hendak mengambil utang pada 2017 mendekati batas defisit 3 persen PDB. Setelah sampai Bulan Juni 2017 telah mengambil 53 persen dari rencana utang.

Tahun 2018 dalam Rancangan APBN 2018, Pemerintah Jokowi rencana berutang sebesar Rp 450 triliun lagi. Jika ini terealisasi, maka utang yang diambil Jokowi akan sama dengan utang SBY 10 tahun dan akan sama dengan tiga sampai dengan empat kali utang penerintahan Orde Baru selama 30 tahun berkuasa.
 
Semua ambisi pemerintah dikejar dengan utang sebesar-besarnya. Namun sisi lain, seluruh subsidi untuk rakyat digergaji. Alasannya, semua dana subsidi akan dialokasikan untuk infrastruktur. Sementara infrastruktur mengandalkan barang impor, investasi asing, dan tenaga asing.

Akibatnya, industri nasional gulung tikar, kontraktor lokal gigit jari, daya beli masyarakat merosot, daya konsumsi masyarakat melemah, perdagangan ritel bangkrut.

Bagaimana bisa rakyat nanti membayar infrastruktur mahal jualan Presiden Jokowi? Sementara kantong rakyat kering kerontang. Monggo dipikirkan. [***]

Penulis adalah pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

CM50, Jaringan Global dan Pemimpin Koperasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:45

Telkom Salurkan Bantuan Sanitasi Air Bersih ke 232 Lokasi di Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:15

TNI Kawal Mediasi Konflik Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:45

Peran para Bandit Revolusioner

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:19

Pengecer Gas Melon Butuh Kelonggaran Buat Naik Kelas

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:59

DPD Apresiasi Kinerja Nusron Selesaikan Kasus Pagar Laut

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:39

Telkom Beri Solusi Kembangkan Bisnis Lewat Produk Berbasis AI

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:19

Pengangkatan TNI Aktif sebagai Dirut Bulog Lecehkan Supremasi Sipil

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:59

Indonesia Perlu Pikir Ulang Ikut JETP

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:48

KPK Diminta Periksa Bekas Ketua MA di Kasus Harun Masiku

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:35

Selengkapnya