Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Empat Resiko Umrah Backpacker

RABU, 12 JULI 2017 | 20:07 WIB | LAPORAN:

Calon jamaah umrah harus diedukasi secara benar tentang umrah backpacker. Edukasi ini penting, khususnya bagi calon jamaah yang baru pertama kali melakukan umrah di tanah suci. Jangan karena tergiur murah, namun malah mendapatkan kesulitan yang besar selama melakukan kegiatan ritual di Haramain (dua tanah suci).

"Setidaknya ada empat resiko dihadapi calon jamaah yang melakukan umrah backpacker," kata pengamat haji dan umrah, Muhammad Hidir Andi Saka, Rabu (12/7).

Resiko pertama, menurutnya, segala sesuatu yang tidak diserahkan kepada ahlinya maka akan menimbulkan masalah. Seperti visa umrah yang tidak mungkin dikeluarkan jika tidak melalui visa provider. Ditambahkannya, calon jamaah tetap akan melalui travel sebelum melakukan perjalanan ke tanah suci.


"Sudah jelas visa provider itu adalah travel yang sudah terdaftar resmi di Pemerintah," kata Hidir.

Resiko kedua adalah penanganan barang bawaan, baik saat di bandara keberangkatan maupun kedatangan. Jika calon jamaah tidak mengerti seluk beluk keimigrasian, menurut Hidir, akan membawa masalah yang menyita waktu.

"Kalau jamaah kehilangan barang di bandara, maka itu akan merugikan dia. Mengurus itu semua tidak sebentar. Belum lagi kalau jamaah tidak bisa berbahasa Arab atau Inggris," jelasnya.  

Ketiga, jamaah backpacker akan menderita di tanah suci karena terlalu menghemat biaya akomodasi dan konsumsi. Jika dibiarkan seperti itu, jamaah bisa jatuh sakit karena fisikna tidak tahan dengan cuaca di Makkah atau Madinah.

"Mereka tidak mau mengeluarkan uang untuk sewa hotel selama umrah. Ini tentu menyiksa, karena suhu udara di tanah suci sangat panas. Kalau menginap di hotel, maka setidaknya jamaah memiliki banyak waktu untuk istirahat secara baik," imbuhnya lebih lanjut.

Keempat, jamaah backpacker kebanyakan menggunakan maskapai murah yang terlalu banyak transit di beberapa negara. Hal ini, kata Hidir, akan membuang-buang waktu dan energi.

"Maksud hati menghemat biaya, namun pada akhirnya akan keluar biaya besar juga. Ketika transit di banyak negara, pasti akan keluar biaya konsumsi yang juga tidak sedikit," kata pria yang juga pemilik Qashwa Tour and Travel. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya