Berita

Foto/Net

Nusantara

Besok Hingga Lusa, 10 Ribu Nelayan Kepung Istana

SENIN, 10 JULI 2017 | 10:37 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sebanyak10 ribu massa nelayan dan mahasiswa diper­siapkan mengepung Istana Negara ke Jakarta besok.

Mereka menuntut pemerin­tahan Joko Widodo agar segera mencopot Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti. Soalnya, selama ini nelayan mengaku dibuat kian sengsara oleh berbagai kebi­jakan yang diterapkan pemilik maskapai Susi Air itu.

Koordinator Aksi yang juga Ketua Front Nelayan Indonesia, Rusdianto Samawa menyampai­kan, para nelayan yang merupakan perwakilan dari beberapa provinsi itu, sudah tidak tahan dengan berbagai kebijakan pemerintah yang malah membuat kehidupan nelayan kian morat-marit.


Menurutnya, para peserta aksi dari Lamongan, Rembang, Tegal, Batam, Brebes, Indramayu, Tangerang, Sukabumi, Pandeglang, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku dan Jakarta itu juga mendesak presiden membatalkan ber­bagai kebijakan Menteri Susi Pudjiastuti, yang dinilai tidak pro nelayan.

"Sebanyak 10 ribu massa nelayan bersama mahasiswa berbagai daerah akan ke Istana Negara pada Selasa hingga Rabu, 11-12 Juli. Kami mende­sak presiden mencopot Menteri Susi Pudjiastuti dari jabatan­nya," tutur Rusdianto.

Selain itu, lanjut Rusdianto, para demonstran juga akan meminta KPK agar segera me­meriksa Susi Pudjiastuti terkait hasil audit BPK Disclaimer atau tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion) setelah melalui proses audit yang ketat.

Sedangkan Koordinator Aksi Bidang Mahasiswa Anhar Tanjung, menyampaikan, aksi mengepung istana kali ini sea­gai bentuk keprihatinan dunia perikanan tangkap yang dilarang menggunakan alat tangkapnya oleh Susi Pudjiastuti. Akibatnya, pembudidaya ikan kerapu, in­dustri perikanan kolaps.

Dia mengatakan, kemerde­kaan nelayan tidak akan terca­pai bila penjajahan atas nelayan belum dihapus dari berbagai peraturan dan Undang Undang yang berlaku. "Nelayan men­jadi korban penguasa dengan berbagai produk kebijakan yang selama ini tidak mampu mensejahterakan," ujar Anhar.

Padahal, lanjut dia, UUD 1945 telah mengamanahkan, rakyat yang di dalamnya ada nelayan, harus diberi ruang untuk mendapatkan nafkah keluarga, berkumpul dan ber­produksi ekonomi. "Tapi sam­pai saat ini, nelayan belum sejahtera karena negara sendiri memerasnya," kata Anhar.

Seharusnya, lanjut Anhar, dengan ditemukannya berbagai persoalan di atas, pemerintahan Jokowi-JK lebih bisa mem­beri manfaat kepada nelayan. "Selama tiga tahun ini, perjuan­gan nelayan belum ada solusi yang bisa dijamin. Sehingga nelayan pun tak kunjung menda­pat kesejahteraan dari negaranya sendiri," kata dia. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya