Pentagon menunda rencana yang mengizinkan transgender untuk bergabung dengan militer Amerika Serikat.
Sedianya, perekrutan itu dimulai pada hari Sabtu ini. Tapi, Menteri Pertahanan, Jim Mattis, menundanya selama enam bulan ke depan.
Demikian disampaikan jurubicara Pentagon, Dana W. White, pada hari Jumat (30/6), dikutip The New York Times.
"Menunda akses pelamar transgender ke militer sampai 1 Januari 2018," kata White dalam pernyataannya.
Keputusan itu akan mengizinkan para pimpinan militer untuk meninjau kembali rencana tersebut dan memberikan masukan soal dampak perekrutan transgender terhadap kesiapan dan kekuatan militer AS.
Pekan lalu, para pemimpin Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Korps Marinir AS, mengajukan permintaan untuk menunda tenggat waktu 1 Juli. Mereka mengusulkan penundaan selama 18 bulan.
Banyak Republikan di Kongres AS juga menentang mengizinkan orang transgender untuk bergabung dalam militer. Sebuah amandemen yang mencegah orang transgender
Asosiasi Mitra Militer Amerika, yang menganjurkan hak-hak lesbian, gay, biseksual dan transgender di militer, menyatakan kekecewaan atas keputusan Mattis.
Penundaan tersebut diumumkan satu tahun setelah Pentagon mencabut larangannya terhadap orang-orang transgender untuk bertugas di angkatan bersenjata.
Keputusan tersebut sekaligus "menghentikan" transformasi bertahap militer AS yang dimulai oleh Presiden Barack Obama dan mantan sekretaris pertahanan, Ashton B. Carter.
Sebelum mencabut larangan Pentagon terhadap orang-orang transgender, Carter membuka semua peran tempur untuk wanita dan menunjuk sekretaris militer yang merupakan seorang gay.
Namun, penundaan tersebut dipastikan tidak mempengaruhi kaum transgender yang sudah melayani secara terbuka di militer.
Perkiraan jumlah pasukan transgender di militer AS bervariasi. Jumlah yang paling sering dikutip berasal dari studi oleh RAND Corporation, yang mengatakan sekitar 2.450 dari sekitar 1,3 juta anggota militer adalah transgender. [ald]