Senin (26/6), Duta Besar RI untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono, menggelar open house Idul Fitri 1438 H dan halal bihalal bersama masyarakat Indonesia dan sahabat Indonesia dari Ekuador di Wisma Duta RI, di Quito.
Dalam kesempatan itu hadir sejumlah pejabat pemerintah Ekuador, pebisnis, seniman, perwakilan sahabat Muslim Ekuador dan sejumlah chef ternama Ekuador. Masyarakat Indonesia dari beberapa kota di Ekuador juga hadir. Demikian keterangan pers Counselor Pensosbud KBRI Quito, Lailal KY.
Duta Besar Diennaryati Tjokrosuprihatono dalam sambutan singkatnya menyampaikan makna Idul Fitri dan mengingatkan agar setiap orang senantias introspeksi diri tentang keimanan masing-masing.
Kepada sahabat-sahabat Indonesia di Ekudor yang hadir dalam momen itu, Dubes menjelaskan soal tradisi yang biasa dilakukan di Indonesia dalam merayakan Idul Fitri bersama keluarga, termasuk makanan khas yang biasa disiapkan saat Idul Fitri.
"Sebagai bagian dari keluarga kami selama berada di Ekuador, kami mengundang sahabat-sahabat semua untuk berbagi kebahagiaan bersama kami di sini. Selamat mencicipi lontong opor, rendang dan makanan khas Lebaran lainnya," ujar Dubes Dienny Tjokro, panggilan akrabnya.
Masyarakat Indonesia dan seluruh tamu asing yang hadir pun menyerbu lontong, opor ayam, rendang, sate Betawi, bakso, otak-otak, kerupuk sampai berbagai kue manis. Ada sebagian tamu yang sama sekali belum mengenal masakan khas Indonesia.
"Ini pertama kali saya menikmati makanan Indonesia, sebuah kesempatan untuk mengenal negeri yang jauh melalui masakannya", ujar Nathalie Calderon, perwakilan dari KLM Quito.
Dalam kesempatan itu juga Duta Besar RI Quito menginformasikan bahwa KBRI Quito bersama Hotel Hilton Colon Guayaquil akan menyelenggarakan kegiatan Wonderful Indonesia Week tanggal 1-6 Agustus 2017. Selama kegiatan itu akan disajikan makanan Indonesia di Restoran Portofino Hilton Colon Guayaquil, penampilan tarian musik Indonesia, dan demo batik serta handycraft.
Kesempatan halal bihalal ini juga menjadi pengobat rindu sejumlah orang yang pernah tinggal dan bekerja di Indonesia, seperti mantan Duta Besar Ekuador untuk Indonesia, Calderon. Ia sangat menikmati suasana kekeluargaan dan makanan khas Lebaran yang disajikan.
Halal bihalal ini sekaligus menjadi ajang promosi makanan Indonesia yang disiapkan juru masak Wisma Duta kepada sahabat-sahabat di Ekuador yang mayoritas penganut Katolik. Umat Muslim di Ekuador sendiri berjumlah sekitar 6 ribu orang di antara 16 juta populasi.
Sedangkan masyarakat Indonesia di Ekuador hanya ada sekitar 50 orang, yang tersebar di beberapa kota di Ekuador. Sebagian besar bekerja sebagai misionaris atau rohaniawan Katolik.
[ald]