Berita

Politik

Semangat Empat Pilar Sejalan Dengan Nilai-Nilai Ramadhan, Ini Buktinya

KAMIS, 15 JUNI 2017 | 07:20 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ibadah puasa Ramadhan yang tengah dijalani umat muslim Indonesia khususnya memiliki hubungan makna yang kuat dengan nilai-nilai nasionalisme. Karena itu, agama dan negara tidak bisa dipisahkan dalam perspektif Islam di Indonesia.

Demikian disampaikan anggota FPKS MPR RI Ahmad Zainuddin saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar di RT 06 RW 07 Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (13/6), seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Redaksi.

Menurut Zainuddin, semangat Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika sangat sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam bulan suci Ramadhan. Dia mencotohkan, ibadah puasa yang dilakukan umat Islam mengandung nilai persatuan dan persamaan.


"Siapapun yang mengaku umat Islam, baik kaya, miskin, raja, rakyat, tentara, polisi, apapun sukunya diwajibkan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Puasanya sama. Bahkan saat berbuka, dapat duduk bersama, shalat tarawih bersama. Perbedaan hanya pada taqwa. Inilah kebhinnekaan tunggal ika," ujar Zainuddin.

Lebih lanjut anggota Komisi IX DPR RI asal daerah pemilihan Jakarta Timur ini mengatakan, dengan ibadah puasa menumbuhkan semangat kecintaan terhadap Tanah Air. Karena dalam ibadah puasa ada semangat gotong royong, saling berbagi dan bekerja sama.

"Anugerah kemerdekaan yang kita raih pun terjadi di bulan Ramadhan di saat para founding fathers dan rakyat Indonesia sedang berpuasa. Ini menunjukkan umat Islam sangat mencintai Tanah Airnya," jelas Zainuddin.

Zainuddin juga mengatakan, kebebasan mennjalankan ibadah Ramadhan merupakan refleksi pengamalan Pancasila sebagai falsafah bangsa yang mendasari Indonesia sebagai negara berketuhanan Yang Maha Esa. Bab kebebasan beribadah yang dijamin dalam Undang-undang Dasar disepakati sebagai bagian dari konstitusi yang tidak boleh diamandemen.

"Dari hal-hal ini semua, sangat jelas hubungan Islam dan nasionalisme Indonesia. Karena itu sebenarnya tidak tepat jika agama harus dipisahkan dari negara dalam konteks Indonesia," pungkasnya.  [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya