Bandara Internasional Soekarno-Hatta kembali beroperasi normal setelah kemarin malam terjadi penutupan satu landas pacu yaitu runway utara.
Penutupan runway utara tersebut sebagai dampak peristiwa pecah ban dari pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH 725 rute Kuala Lumpur-Jakarta. Ban pesawat itu pecah setelah mendarat dan tengah menuju apron.
Penutupan runway utara dilakukan hingga pukul 22.50 WIB. Kemudian runway tersebut sudah dapat digunakan untuk take off serta landing khusus pesawat berbadan sedang atau narrow body. Pesawat MH 725 selanjutnya dapat dievakuasi pada pukul 01.40 WIB.
Adapun sejak pagi tadi, runway utara sudah dapat digunakan untuk melayani penerbangan pesawat narrow body dan juga pesawat berbadan lebar atau wide body. Dengan demikian, operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta kembali beroperasi normal dengan dua runway yakni runway utara dan selatan.
Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II (Persero), Agus Haryadi, mengatakan, proses evakuasi dilakukan oleh personil Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan dibantu ground handling.
"Penyebab pecah ban MH 725 tersebut masih diinvestigasi, di mana tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT juga sudah memulai investigasi di lokasi pada dini hari tadi," katanya.
Sebagai dampak dari penutupan runway utara kemarin malam, sejumlah penerbangan dengan tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta harus mengalihkan pendaratan atau divert ke bandara lain.
Penerbangan tersebut antara lain Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 655 rute Makassar-Jakarta, GA 571 rute Balikpapan-Jakarta, GA 157 rute Batam-Jakarta, dan GA 457 rute Kupang-Jakarta, di mana seluruh penerbangan tersebut divert ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
Di samping itu, penerbangan Lion Air JT 539 rute Solo-Jakarta dan JT 6891 rute Medan-Jakarta juga dialihkan mendarat ke Palembang. Adapun JT 385 dari Medan menjadi mendarat di Halim Perdanakusuma, dan JT 687 dari Pontianak menjadi mendarat di Surabaya.
"Pengalihan pendaratan ini karena penyesuaian menyusul ditutupnya runway utara. Kami tegaskan, divert bukan karena adanya genangan air di sisi udara atau di runway, karena memang runway di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dipastikan tidak akan mengalami banjir atau tergenang air," jelas Agus Haryadi.
[ald]