Berita

Foto/Net

Bisnis

Airnav Bangun Satelit Pemantau Penerbangan

Benamkan Investasi Rp 1,8 Triliun Di Papua
SABTU, 10 JUNI 2017 | 08:33 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau Airnav Indonesia berencana memasang teknologi satelit pemantau penerbangan di Papua. Hal ini dilakukan dalam rangka menambah fasilitas kenavigasian sekaligus untuk menghindari adanya kecelakaan pesawat.

Pembangunan teknolo­gi satelit akan dimulai pada Agustus 2017 dan diharapkan dapat beroperasi pada awal Ta­hun 2018. "Dalam waktu dekat, kami akan memasang teknologi satelit di Papua. Ada tujuh sta­tion yang akan kita pasang," tutur Direktur Utama Airnav Indonesia, Novie Riyanto di Jakarta, Kamis (8/6) malam.

Menurutnya, untuk memban­gun teknologi tersebut, diperlu­kan anggaran secara keseluruhan mencapai Rp 1,8 triliun yang akan diambil dari belanja modal perseroan. Airnav akan mulai membangun teknologi satelit pada Agustus 2017 dan di­harapkan dapat beroperasi pada awal 2018. Namun sayangnya, Novie tidak memberitahukan titi-titik mana di Papua yang akan dibangun.


"Dalam memasang teknologi tersebut, perseroan bekerja sama dengan Badan Pengka­jian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT INTI (Per­sero)," katanya.

Novie menjelaskan, teknologi yang digunakan merupakan teknologi terakhir berkembang di penerbangan sipil. Teknologi ini berupa satelit positioning yang mana dapat melihat keberadaan pesawat secara teliti. Sehingga, jika pilot menerbangkan pesawat secara disiplin dan alatnya ber­fungsi, maka dapat menghindari tabrakan antara pesawat dan pesawat dan tabrakan pesawat dengan gunung.

"Dia juga bisa menghindari meteorologi yang tidak bagus. Misalnya di depan ada awan tidak bagus, pesawat akan di­hindarkan," katanya.

Sambut Libur Lebaran

Dalam menghadapi mudik Lebaran Tahun 2017, Airnav juga melakukan berbagai persiapan meliputi peningkatan kapasitas bandara, penambahan jam opera­sional bandara, hingga penamba­han jam terbang pesawat.

"Misal, Bandara Soetta akan ditingkatkan kapasitasnya. Ban­dara Solo, Semarang, Yogya jam operasinya kami tambah 24 jam. Terus jam terbang pesawat kami tambah," katanya.

Hal ini mengingat, moda trans­portasi udara juga menjadi salah satu pilihan utama pemudik. Untuk tahun ini, ia memperkira­kan angka permintaan akan naik dari tahun sebelumnya, sebab jumlah permintaan tiket pesawat juga semakin meningkat setiap tahunnya.

"Trafik di udara akan naik saat daya beli masyarakat meningkat. Kalau meningkat berarti kan mereka transportasi efisien ya pesawat yang dianggap cepat. Angkanya belum pasti kita prediksi naik dari Tahun 2016 sekitar 17-18 persen," katanya.

Ia menambahkan, adanya kenaikan pada saat mudik Leba­ran, juga mendorong pihaknya untuk menambah penerbangan tambahan sebagai upaya antisi­pasi. "Ada extra flight 5 persen nantinya," imbuhnya.

Selain itu, ia pun mencatat jalur Internasional yang masuk ke Indonesia juga diperkirakan naik sebesar 4 persen hingga 5 persen dari Tahun 2016 pada saat musim liburan.

Hal ini karena adanya pro­gram dari pemerintah mengenai penguatan pariwisata Indonesia yang semakin gencar dilakukan kepada dunia internasional.

"Jalur Internasional juga ada kenaikan sekitar 4-5 persen, karena dengan adanya program pariwisata yang makin gencar di­lakukan, otomatis naik dari luar ke dalam," tandasnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya