Berita

Febri Diansyah/Net

Hukum

KORUPSI HELIKOPTER AW-101

KPK dan POM TNI Garap 13 Saksi

SELASA, 30 MEI 2017 | 22:16 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih melakukan koordinasi dengan Penyidik POM TNI guna mengusut kasus korupsi pengadaan Helikoper Agusta Westland (AW) 101.

Hingga saat ini, ada tiga belas saksi yang dimintai keterangan mengenai korupsi yang merugikan negara hingga Rp 220 miliar tersebut.

"Kita intens koordinasi dengan POM TNI. Sejauh ini sudah 13 saksi diperiksa. Tujuh orang dari pihak sipil dan enam orang dari pihak militer‎. Tentu akan ada saksi lainnya yang akan kita riksa," jelas Jurubicara KPK, Febri Diansyah di Kantornya, Selasa (30/5).


Dia menjelaskan, dalam pemeriksaan saksi dari pihak militer dilakukan oleh POM TNI. Sementara penyidik KPK  memeriksa saksi dari pihak sipil.

"Jadi ada tim dari KPK juga POM TNI. Preseden cukup baik diharapkan cukup kuat kedepan. Karena kita tahu Panglima TNI ‎sampaikan tegas untuk konsen berantas korupsi di internal TNI," imbuhnya.

Sejauh ini, kata Febri, penyidik KPK dan POM TNI masih melakukan koordinasi terkait hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Namun hingga saat inj belum ada kesepakatan dari kedua penyidik untuk menyelesaikan kasus melalui jalur koneksitas.

"Kita belum sampai pada kesimpulan KPK dengan TNI untuk menempuh jalur koneksitas. Ada persoalan teknis yang harus dibicarakan lebih dulu. Kita berjalan dengan kewenangan masing-masing," imbuhnya.

KPK dan POM TNI berkomitmen untuk menuntaskan perkara korupsi suap pengadaan helikopter itu. Sebab, kasus tersebut bukan hanya menyangkut korupsi yang merugukan uang negara, melainkan pertahanan dan keamanan negara.

"Ini penting bukan hanya soal korupsi, tapi soal pertahanan dan kemananan agar lebih kuat, nanti (kalo ada korupsi) yang rugi rakyat indonesia," demikian Febri. [sam]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya