Berita

Ketua BPK Di KPK/net

Hukum

Pemeriksaan Saksi Perkara Suap Auditor BPK Dimulai Akhir Pekan Ini

SELASA, 30 MEI 2017 | 16:40 WIB | LAPORAN:

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi dalam perkara suap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dilakukan pejabat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) mulai akhir pekan ini.

Hingga hari ini, menurut juru bicara KPK, Febri Diansyah, penyidik masih melakukan telaah terhadap sejumlah barang bukti yang diamankan ketika menggeledah Kantor Kemendes PDTT, Minggu (28/5) lalu.

"Kemungkinan kita akan jadwalkan ada yang akhir minggu ini atau setidaknya di awal minggu depan kita akan mulai pemeriksaan saksi-saksi. Tentu kita akan cari tahu rangkaian peristiwa suap tersebut termasuk sumber dananya," ujar Febri kepada wartawan di kantornya, Kuningan, Jakarta, Selasa (30/5).


Namun demikian, Febri masih enggan menjelaskan dari pihak mana saja saksi yang akan dipanggil. Namun langkah pertama, menurut Febri, penyidik akan menghadirkan saksi fakta untuk memastikan kronologis perkara suap tersebut.

"Nanti akan kita sampaikan kapan jadwal persisnya. Kita butuh strategi juga untuk memeriksa saksi. ‎Tentu kita uraikan ketika ada indikasi pihak-pihak tertentu yang berupaya menghubungi pihak auditor BPK untuk membahas laporan keuangan Kemendes PDTT tahun 2016 sampai transaksinya seperti apa," ungkap Febri.

KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di kantor Kemendes PDTT dan BPK RI. KPK segera membawa enam orang petugas BPK dan satu pejabat Kemendes PDTT. OTT ini terkait dugaan suap pemberian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan Kemendes PDTT dari BPK RI.

Keesokan harinya, KPK menetapkan empat sebagai tersangka di antaranya, Inspektur Jenderal Kemendes, Sugito; pejabat Eselon III Kemendes, Jarot Budi Prabowo; pejabat Eselon I BPK, Rachmadi Saptogiri; dan Auditor BPK, Ali Sadli.

Dua pejabat Kemendes PDTT tersebut diduga memberikan suap terhadap pejabat dan auditor BPK terkait pemberian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) oleh BPK RI terhadap laporan keuangan Kemendes PDTT tahun anggaran 2016.[san]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya