Teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, memiliki korelasi dengan darurat militer yang ditetapkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Pulau Mindanao.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (25/5).
Menurut Hasanuddin, kebijakan Presiden Duterte terkait pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao akibat baku tembak antara tentara dan kelompok ISIS di kota Marawi pada Selasa (23/5) malam telah menyebabkan ruang gerak kelompok militan ISIS tersebut menjadi terbatas.
Akibatnya, imbuh dia, kelompok pendukung ISIS di Indonesia memunculkan eksistensinya, mengumumkan kepada dunia internasional bahwa ISIS ada juga ada di Indonesia.
"Pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao oleh Presiden Duterte harus dicermati pemerintah Indonesia. Karena, kebijakan itu membuat ruang gerak pasukan ISIS semakin terbatas. Khawatirnya, mereka akan masuk ke Indonesia, mengingat Filipina berbatasan langsung dengan Indonesia," ujar politisi PDIP itu.
Selain itu, lanjut Hasanuddin, kelompok militan ISIS di Filipina memiliki korelasi yang kuat dengan kelompok militan di Indonesia. Sehingga akan sangat mudah mendapatkan akses untuk masuk ke Indonesia.
"Indikasi adanya korelasi kelompok ISIS di Filipina dengan kelompok militan di Indonesia bisa dilihat dari adanya tiga WNI terafiliasi ISIS yang tewas dalam bentrokan bersenjata melawan militer Filipina di Pulau Mindanao pada April 2017 lalu," demikian Hasanuddin.
Sebagaimana diketahui, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah
memberlakukan darurat militer di Pulau Mindanao, Filipina selatan,
menyusul pertempuran antara pasukan militer dan kelompok ISIS di Kota
Marawi, Lanao del Sur, Filipina pada Selasa (23/5).
Dalam
pertempuran itu, Pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, tampak diantara
15 milisi pendukung ISIS saat baku tembak terjadi dengan pasukan militer
Filipina.
Pada bentrokan bersenjata sebelumnya, tepatnya April
2017 lalu, militer Filipina berhasil menewaskan puluhan simpatisan
kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) tewas, dalam
serangan besar-besaran di Pulau Mindanao. Diantara para korban, terdapat
tiga warga Negara Indonesia, dan seorang warga Malaysia.
"Kami
menewaskan 37 militan, 14 orang telah diidentifikasi dan 23 masih belum
diketahui. Ada tiga warga Indonesia dan satu warga Malaysia," kata
Kepala Militer Nasional Jenderal Eduardo Ano di Manila, Selasa (25/4)
Di
Indonesia, aksi teror 'bom bunuh diri' kemudian terjadi di Terminal
Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5) malam, yang menyebabkan tiga polisi
meninggal dan dua orang yang diduga pelaku tewas. Insiden berdarah itu
terjadi sehari setelah Presiden Filipina menyatakan darurat militer di
Pulau Mindanao.
[san]