Berita

Neta S Pane/Net

Pertahanan

Teror Kampung Melayu Serangan Terbesar Yang Pernah Dialami Polri

KAMIS, 25 MEI 2017 | 10:42 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/5), semakin membuktikan bahwa aksi perang teroris terhadap Polri semakin nyata. Untuk itu segenap anggota Polri diharapkan semakin meningkatkan kewaspadaan, terutama para polisi yang bertugas di lapangan.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Kamis (25/5).

"IPW turut berduka atas serangan terhadap anggota Polri dan masyarakat itu," kata Neta.

Pihaknya mencatat pada Desember 2015 Mabes Polri pernah mengingatkan para Kapolda dan Kapolres agar meningkat kewaspadaan yang tinggi terhadap penjagaan markas komando maupun para personilnya terhadap serangan bom bunuh diri dari ransel maupun bom lempar (impact).

Jelas Neta, setelah peringatan itu sempat terjadi beberapa kali serangan terhadap kantor polisi maupun anggota polisi di jalanan. Namun korbannya tidak sebanyak dalam serangan teror bom di Kampung Melayu.

"Serangan teror di Kampung Melayu adalah serangan terbesar yang pernah dialami Polri dalam sejarah terorisme di Indonesia. Sebab ada tiga polisi tewas dan lima polisi luka-luka," ungkapnya.

Menurutnya, jika ada pihak pihak tertentu yang menuding bahwa peristiwa Kampung Melayu itu sebagai sebuah rekayasa untuk pencitraan, tudingan itu terlalu naif.

"Dari fakta di lapangan terlihat bahwa aksi itu adalah sebuah serangan teror yang khusus ditujukan kepada anggota Polri. Momentum yang digunakan teroris adalah rencana pawai obor menyambut Ramadhan dimana polisi berkumpul untuk menjaga keamanan dan kemudian diserang," lanjut Neta.

Dari kasus Kampung Melayu terlihat bahwa para teroris semakin agresif dan nekat melakukan perang terbuka terhadap Polri.

"Bagaimana pun hal ini perlu diantisipasi Polri agar anggotanya tidak kembali menjadi bulan bulanan teroris. Jaringan dan otak serangan ini  harus segera diungkap dan ditangkap. Sepertinya para pelaku bom bunuh diri itu juga "korban" karena bisa jadi bom itu diremot oleh aktor intelektual pelaku teroris," tegas Neta.

Selain itu, tambah Neta, bukan mustahil bom Kampung Melayu merupakan bagian kecil dari serangan aksi teror global. Sebab sebelumnya juga terjadi aksi serangan teror bom di sejumlah negara. Hanya saja pelaku teror di Indonesia tergolong pengecut. Setelah melakukan serangan mereka "tidur" tanpa ada pernyataan atau tuntutan apa pun. Berbeda dengan beberapa serangan teror di negara lain, pihak penyerang langsung menyatakan bertanggungjawab.

"Akibat serangan "gelap" ini, setiap kali muncul aksi teror selalu muncul isu atau spekulasi bahwa aksi teror itu merupakan rekayasa untuk pencitraan. Ujung-ujungnya berkembang polemik di kalangan anak bangsa, sementara para teroris terus beraksi dengan ganasnya. Untuk itu IPW berharap Polri tidak terpengaruh dengan polemik tersebut dan terus bekerja keras memburu dan menangkap otak pelaku teror," demikian Neta S Pane. [rus]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

KPK Harus Serius Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

Jumat, 20 September 2024 | 15:05

UPDATE

Aset Pegadaian Moncer Terus, Akhir Tahun Diprediksi Bisa Tembus Rp100 Triliun

Senin, 30 September 2024 | 07:59

Janji Ridwan Kamil-Suswono, Wujudkan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Ekonomi Wisata

Senin, 30 September 2024 | 07:44

Buku Baru Admiral Rosihan Arsyad

Senin, 30 September 2024 | 07:43

Balas Rudal Houthi, Puluhan Jet Israel Bombardir Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:35

Praktisi Hukum: Integritas Kejagung Makin Bobrok!

Senin, 30 September 2024 | 07:21

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

Senin, 30 September 2024 | 07:19

Bikin Bangga, Tiga Anak Hebat Ini Lestarikan Seni Budaya Daerah

Senin, 30 September 2024 | 07:01

Bukan Cuma Lebanon, Israel juga Tingkatkan Serangan ke Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:00

Kapolri Didesak Usut Aktor Utama Kericuhan Diskusi Diaspora

Senin, 30 September 2024 | 06:21

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Baznas Optimalkan Peran Mustahik

Senin, 30 September 2024 | 06:04

Selengkapnya