Berita

Sekjen APMI/net

Nusantara

Catatan Buruk Maritim Indonesia Di Hari Kebangkitan Nasional

MINGGU, 21 MEI 2017 | 00:57 WIB | LAPORAN:

Hari kebangkitan nasional yang jatuh pada hari ini merupakan peringatan terhadap momentum kebangkitan bangsa Indonesia dianggap sebagai sebuah momentum awal berdirinya Indonesia.

Semangat para pemuda yang mempelopori perjuangan indonesia sampai akhirnya meraih kemerdekaan pada 1945, menunjukan perjalanan panjang Indonesia meraih sebuah kemerdekaan. Saat ini dengan momentum kebangkitan nasional semestinya seluruh anak bangsa dapat memaknai kebangkitan nasional sebagai sebuah titik untuk dapat membawa Indonesia bergerak kearah yang lebih progresif baik di tataran regional dan internasional.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) mengatakan semenjak diangkatnya visi Indonesia sebagai poros maritim dunia oleh presiden Jokowi saat itu juga arah kebijakan strategis Indonesia dipaksa untuk mampu unjuk gigi ditataran regional dan global. Sekaligus sebagai sebuah upaya untuk indonesia dapat mengambil peran strategis di kawasan ASEAN dan Asia.


"Paing dekat, Indonesia harus ambil alih peran sektor maritim yang untuk kawasan ASEAN yang masih dipegang Singapura,"kata Ahlan kepada redaksi, Sabtu (20/5).

Mengutip data yang pernah dikeluarkan INSA (Indonesia National Shipowners Association) soal 40 persen perdangan dunia melalui laut indonesia menggarbawahi bahwa Indonesia memiliki posisi yang cukup strategis secara geografis untuk menjadi pemain kunci kawasan dan global dari laut.

"Sayangnya sampai saat ini Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal,"sesal Ahlan.

Berlabuhnya sebuah kapal pada pelabuhan tentunya dilatar belakangi bukan hanya dari lokasi pengiriman barang yang diangkut. Melainkan juga melihat bagaimana dukungan fasilitas terhadap pelabuhan yang berada disebuah Negara. Disamping itu kata Ahlan pengusaha pelayaran juga mempertimbangkan tentang aspek keselamatan dan keamanan yang berada disebuah Negara.

"Ini menjadi penting karena peraturan pelayaran dunia di atur secara internasional yang tertuang pada beberapa peraturan dan konvensi mulai dari aspek kemanan dan keselamatan dilaut (SOLAS), polusi yang dihasilkan (MARPOL), garis muat (Load Line), dan beberapa peraturan lainnya,"beber Ahlan.

Peringatan hari kebangitan nasional pada tahun 2017 menjadi momentum yang cukup ironis bagi wajah maritim Indonesia. Bagaimana tidak, kata Ahlan, Di tengah bergeraknya Indonesia menjadi poros maritim dunia kecelakaan di laut masih saja terjadi dan tak dapat perhatian pemerintah.

Salah satunya, yakni kapal motor (KM) Mutiara Sentosa I terbakar di titik 05°33.01 S �" 114° 34.25 E atau 3 mil timur laut Pulau Masalembu, Kecamatan Masalembu, Sumenep, Madura yang terbakar pada Jumat (19/5) petang pukul 18.00 WIB kemarin.

"Tentunya hal ini menjadi sebuah catatan yang cukup kelam bagi dunia kemaritiman Indonesia karena bertepatan pada hari kebangkitan nasional,"kata Ahlan.

Dalam hal ini secara teknis kata Ahlan yang perlu bertangung jawab adalah pihak KSOP Tanjung Perak mengingat sebelum keluar kapal tersebut berada di pelabuhan tersebut. Hal ini menjadi catatan buruk untuk yang kesekian kalinya pada saat Indonesia yang katanya sedang menuju poros maritim dunia.

Dari catatan APMI tahun 2016, tercatat dari 439 kecelakaan kapal 51 kejadian kapal terbakar. Jika pemerintah tidak mengambil sikap tegas dengan mencopot oknum-oknum perhubungan laut yang bermain dengan regulasi sama saja dengan mengubur diri sendiri pada visi presiden Jokowi yakni Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia.

"Mengingat perjalanan visi poros maritim sudah hampir sampai pada akhir masa jabatan pada 2019 mendatang. Langkah strategis perlu di ambil secara taktis oleh pimpinan Negara. Catatan buruk pada kebijakan kedepan akan menjadi senjata politis bagi lawan-lawan politik yang siap bertarung pada momentum lima tahunan di 2019,"demikian Ahlan.[san]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya