Berita

Annisa Putri Ayudya/BNPT

Pertahanan

Anak Muda Punya Banyak Kesempatan Membangun Bangsa

JUMAT, 19 MEI 2017 | 14:58 WIB | LAPORAN:

Para anak bangsa terutama generasi muda Indonesia harus bisa bangkit dan berpikir cerdas dalam menyikapi ancaman radikalisme dan terorisme yang telah mengancam negeri ini.

Untuk itu momen hari Kebangkitan Nasional harus bisa menjadi tonggak buat para generasi muda bangsa yang mempunya banyak kesempatan untuk berkarya  membangun bangsa demi menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.   

"Jadi Kebangkitan Nasional ini adalah kesempatan yang terbuka lebar untuk melawan radikalisme dan terorisme," ujar artis muda yang juga pemain teater, Annisa Putri Ayudya di Jakarta, Jumat (19/5).

Lebih lanjut wanita yang juga Puteri Intelegensia Indonesia 2011 pada pemilihan Puteri Indonesia 2011 ini menjelaskan alasan generasi muda yang harus bangkit.

"Pertama dari segi usia, berarti dalam masa hidup semakin banyak waktunya dan umurnya, maka makin banyak memiliki kesempatan untuk memulai seuatu pergerakan yang lebih sehat buat Indonesia," urai wanita kelahiran Jakarta, 20 Mei 1988 yang akrab disapa Putri ini.

Lalu yang kedua menurut Putri, genarasi muda memiliki banyak tenaga yang bukan pikiran atau stamina belaka, namun juga sumber daya. Teknologi internet yang datang di Indonesia itu sudah memberikan kesempatan yang besar sekali sekaligus pintu yang lebar bagi generasi muda Indonesia untuk mengakses berbagai informasi.

"Jadi kalau kita masih punya tenaga yang cukup besar untuk upload-upload di sosial media, harusnya kita juga punya tenaga yang cukup besar untuk riset mengenai berita apa yang kita terima, agar kita tidak semena-mena menanggapi informasi yang terjadi. Apalagi sekarang ini musimnya hoax di media sosial. Temen-temen tentunya harus bisa meilih mana informasi yang bagus dan tidak," ujar alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Lalu harapan yang ketiga adalah kesadaran dari para generasi muda itu sendiri apalagi anak muda zaman sekarang, kata dia, sangat mudah untuk berbicara mengenai sesuatu hal yang sebenarnya cukup bagus.
 
"Saya cuma ingin sampaikan bahwa segala informasi yang masuk harus ditanggapi dengan bijaksana. Bagimana bijaksananya? Kalau ada informasi yang masuk maka harus dilihat dulu, jangan dari satu sumber tapi dari sumber yang lain, lalu serap informasinya, sebarkan sesuai dengan informasi yang ada," jelasnya.
 
Untuk itu wanita yang pernah menjadi host acara Jejak Petualang pada salah satu stasiun TV Swasta nasional ini mengingatkan perlunya digalakkan momen hari Kebangkitan Nasional bagi generasi muda untuk berani melawan radikalisme dan terorisme. Karena radikalisme dan terorisme itu bukan hanya terbatas ancaman dari luar negara atau terbatas masalah yang kelihatan dan perihal penjajahan semata. Masalah terorisme itu bisa datang dari segi ideologi.

"Kita harus bisa dan mau ngobrol dengan banyak orang atau teman-teman kita untuk menanyakan konten yang kita lihat. Jadi jangan diam saja di dalam kamar, buka laptop lalu browsing-browsing konten yang tidak jelas sumbernya, tidak mau ngobrol dengan orang, tentunya itu sangat bahaya bagi diri sendiri. Buat kesehatan mental secara psikologis juga tidak baik dan bahaya," kata pemeran film Guru Bangsa: Tjokroaminoto ini menjelaskan.

Untuk itu dalam menyambut hari Kebangkiutan Nasional ini wanita yang juga menjadi mentor dalam workshop lomba festival video pendek BNPT tingkat SMA ini, kembali mengingatkan agar generasi muda Indonesia harus saling bisa bergandengan tangan dengan sesama masyarakat Indonesia untuk membikin Indonesia menjadi yang lebih baik agar tidak mudah terpengaruh paham radikal terorisme sekaligus untuk menjaga persatuan NKRI .

"Saring informasi yang baik, kita sebarin saja yang baik-baik, karena kita tahu, dengan menjadi yang positif kita bisa bawa semunya lebih positif. Karena bangsa ini punya potensi yang besar bagi kita semuanya untuk bersatu," ujar wanita yang juga menjadi duta Taruna Siaga bencana (Tagana) ini mengakhiri.[***]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

KPK Harus Serius Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

Jumat, 20 September 2024 | 15:05

UPDATE

Aset Pegadaian Moncer Terus, Akhir Tahun Diprediksi Bisa Tembus Rp100 Triliun

Senin, 30 September 2024 | 07:59

Janji Ridwan Kamil-Suswono, Wujudkan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Ekonomi Wisata

Senin, 30 September 2024 | 07:44

Buku Baru Admiral Rosihan Arsyad

Senin, 30 September 2024 | 07:43

Balas Rudal Houthi, Puluhan Jet Israel Bombardir Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:35

Praktisi Hukum: Integritas Kejagung Makin Bobrok!

Senin, 30 September 2024 | 07:21

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

Senin, 30 September 2024 | 07:19

Bikin Bangga, Tiga Anak Hebat Ini Lestarikan Seni Budaya Daerah

Senin, 30 September 2024 | 07:01

Bukan Cuma Lebanon, Israel juga Tingkatkan Serangan ke Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:00

Kapolri Didesak Usut Aktor Utama Kericuhan Diskusi Diaspora

Senin, 30 September 2024 | 06:21

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Baznas Optimalkan Peran Mustahik

Senin, 30 September 2024 | 06:04

Selengkapnya