Berita

Ichsan Firdaus/Net

Ichsan Firdaus: Pemerintah Masih Setengah Hati Kembangkan Produksi Kopi

KAMIS, 18 MEI 2017 | 09:22 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Aroma dan cita rasa kopi rupanya tidak hanya menjadi perbincangan di kalangan penggemar biji hitam itu di warung-warung tradisional dan di gerai mall-mall kota besar, namun juga menjadi diskusi para wakil rakyat.

Bukti wakil rakyat peduli pada kopi bisa dilihat dari acara 'Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat' di Perpustakaan MPR, Jakarta, Rabu kemarin (17/5), yang mengupas buku karya Yanty Faradillah yang berjudul "Kopi Indonesia, Kini dan Masa Depan." Yanty adalah seorang yang disibukan dengan urusan niaga kopi, coffepreuner.

Dalam acara itu, Anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Ichsan Firdaus hadir sebagai pempedah. Di DPR, pria kelahiran Bekasi, Jawa Barat itu duduk sebagai anggota Komisi IV, komisi yang menangani masalah pertanian.


Ketika mengupas masalah kopi, Ichsan mengakui pemerintah selama ini masih setengah hati dalam memajukan perkebunan kopi di Indonesia.

"Bukan kopi yang dijadikan fokus oleh pemerintah namun tanaman pangan, padi," ungkapnya.

Bukti tidak seriusnya pemerintah dalam mengelola kopi, menurut alumni IPB, itu bisa dilihat dari anggaran yang ada. Dipaparkan anggaran pemerintah untuk mengembangkan kopi hanya Rp 35,5 miliar sedangkan untuk tanaman pangan triliunan rupiah.

Akibat yang demikian maka produktivitas kopi dalam negeri tertinggal dari negara-negara di ASEAN.

"Meski lahan kopi Indonesia lebih luas dari Vietnam namun rangking produksi kopi Indonesia di peringkat empat," paparnya.

Dirinya memuji Vietnam meski lahan kopinya sepertiga dari luas lahan di Indonesia namun negara di kawasan Indochina itu sangat maju dalam urusan produktivitas Kopi. Vietnam peringkat pertama di ASEAN dan nomor dua di Dunia. "Kita kalah jauh," ujarnya.

Dari sinilah Ichsan menekankan pentingnya keseriusan dalam mengelola kopi. Dikatakan untuk meningkatkan produksi kopi nasional butuh pembenahan secara serius, baik di tingkat petani hingga kebijakan pemerintah pusat. Untuk mendorong produksi kopi meningkat dan berkualitas diperlukan pembenahannya mulai dari bibit, peremajaan lahan, hingga pengorganisasian petani.

Ichsan menekankan pentingnya pengorganisasian sebab cara demikian akan memudahkan peningkatan produktivitas kopi dalam negeri. Alumni Pascasarjana Universitas Nasional itu juga mengungkapkan ada sisi lain dalam dunia perkopian di Indonesia yang perlu dibenahi yakni soal kepemilikan lahan. Rata-rata petani kopi hanya memilili lahan 0,6 hektare. Untuk itulah dibutuhkan penguatan petani kopi.

"Pentingnya peningkatan produksi nasional sebab pasar kopi dunia masih terbuka lebar," pungkas Ichsan Firdaus.

Sebagai penulis buku, Yanti dalam acara yang dihadiri oleh puluhan peserta itu mengungkapkan besarnya peluang berbisnis di sektor perkopian. Besarnya peluang bisnis dalam perkopian sebab kopi merupakan budaya orang Indonesia.

"Masyarakat suka dengan kopi. Untuk itu jangan takut berbisnis kopi," ujar perempuan yang menggeluti dunia kopi sejak 2005.

Dirinya berharap pemerintah dan wakil rakyat bisa lebih memperhatikan para petani dan pengusaha kopi di Indonesia. "Harapannya ada perhatian pada kopi dan stakeholder," pungkas Yanty. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya