Berita

Joko Widodo dan Panglima TNI/net

Politik

Jokowi Janji Gebuk Yang Langgar Konstitusi, Termasuk PKI

Keluhkan Fitnah Keturunan PKI
RABU, 17 MEI 2017 | 21:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan keras dalam pertemuan yang dilakukannya bersama para pemimpin redaksi di Istana Merdeka, tadi siang (Rabu, 17/5).

Jokowi menyinggung beberapa hal. Yang paling menarik, Jokowi menjamin dirinya akan "menggebuk" siapapun atau organisasi apapun yang melanggar konstitusi dalam menyampaikan pendapat dan berserikat.

Dia mengakui bahwa negara menjamin kebebasan rakyat untuk berserikat dan menyatakan pendapat sebagaimana diatur Pasal 28 UUD 1945. Tapi, semua harus dilakukan dalam koridor konstitusi.


"Indonesia adalah negara demokrasi, tapi sekaligus negara hukum. Jadi, kalau ada yang melanggar konstitusi, kita gebuk ," kata Jokowi ketika bertemu pemimpin redaksi media massa nasional.

Jokowi menekankan bahwa organisasi yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI tidak akan dibiarkan hidup di Tanah Air.

Sayangnya, Jokowi tidak menyebut spesifik organisasi apa yang di matanya tidak bisa dibiarkan itu. Namun, belakangan ini masyarakat dan media massa nasional sedang hangat membahas rencana pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dianggap mengusung cita-cita membentuk negara khilafah.

Jokowi juga menyinggung tentang isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan rumor tentang dirinya yang keturunan kader PKI.

Dia bahkan menegaskan, PKI akan "digebuk" juga jika berani muncul di Indonesia. Dia mendasarkan sikapnya pada Tap MPRS (25/1966) yang melarang PKI hidup di Indonesia.

Jokowi mengeluhkan ulah para pihak yang terus-terusan mengaitkan dirinya dengan PKI.

"Waktu PKI dibubarkan saya baru berumur empat tahun" demikian ucap Jokowi.  Jokowi juga mengatakan riwayat tentang dirinya sangat mudah diakses publik karena semua tercatat dengan jelas.

Dia menyesalkan, rumor dan fitnah seperti itu lebih banyak menghabiskan energi bangsa ketimbang urusan lain yang lebih penting, seperti kemajuan teknologi, mobil masa depan atau perpindahan manusia ke planet Mars. [ald] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya