Berita

Budi Gunawan/Net

Wawancara

WAWANCARA

Jenderal Budi Gunawan: Serangan Ransomware Wannacrypt Ancaman Baru Dan Nyata Proxy War

SELASA, 16 MEI 2017 | 09:01 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Jenderal Budi Gunawan punya pandangan khusus terkait serangan siber ransomware wannacrypt yang terjadi cukup serempak di banyak negara, termasuk Indonesia. Dia melihat serangan tersebut sebagai bentuk ancaman baru proxy war dan cyber war yang digunakan oleh berbagai pihak untuk melemah­kan suatu negara.

Untuk itu, dia mengimbau, agar instansi-instansi yang bergerak di bidang intelijen dan pengamanan informasi harus segera mengkonsolidasikan diri untuk melakukan mitigasi jika terjadi serangan secara masif. Dengan adanya konsolidasi, koordinasi dan pertukaran cyber intelligence, instansi lain yang belum terkena serangan dapat segera menentukan mitigasi dan tindakan preventif sebelum ter­jadi serangan. Berikut penuturan Jenderal Budi Gunawan;

Sebenarnya sejak kapan virus ransomware wanna­crypt mulai terdeteksi masuk Indonesia?

Beberapa hari yang lalu telah terjadi serangan terhadap sistem informasi rumah sakit Dharmais dan Harapan Kita sehingga me­lumpuhkan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, dan dikhawatirkan akan menyerang sistem informasi instansi lainnya dan pengguna komputer secara umum.

Beberapa hari yang lalu telah terjadi serangan terhadap sistem informasi rumah sakit Dharmais dan Harapan Kita sehingga me­lumpuhkan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, dan dikhawatirkan akan menyerang sistem informasi instansi lainnya dan pengguna komputer secara umum.

Apakah sejauh ini BIN su­dah mendeteksi dari mana asalnya penyebaran virus tersebut?

Serangan ini berawal dari bo­cornya tool yang digunakan oleh NSA (National Security Agency) yaitu sebuah kode pemrogra­man (exploit) yang meman­faatkan kelemahan sistem dari Microsoft Windows. Exploit ini digunakan sebagai suatu metode untuk menyebarkan secara cepat software perusak yang bernama WannaCry ke seluruh dunia. Group hacker yang menye­barkannya adalah SHADOW BROKER.

Apa motif mereka sehingga melakukan hal demikian?
Motif serangan berubah dari yang dulunya dilakukan oleh negara dengan tingkat kera­hasiaan operasi yang tinggi, menjadi serangan yang dilaku­kan oleh kelompok dengan motif komersial dan merugikan masyarakat banyak.

Jika dilihat dari exploit yang dibocorkan, kita juga harus was­pada terhadap exploit lainnya yang digunakan oleh state atau non state hacker untuk melaku­kan penetrasi ke dalam sistem target yang memiliki kelemahan dan tidak sempat diantisipasi oleh pembuat sistem.

Lantas apa yang mesti kita lakukan untuk menangkal­nya?

Serangan ini menjadi perin­gatan (alert) bagi semua pihak terutama instansi publik yang strategis seperti rumah sakit yang menjadi korban serangan saat ini, untuk meningkatkan kemampuan sistem pengamanan informasi. Serangan seperti ini merupakan bentuk ancaman baru berupa proxy war dan cyber war yang digunakan oleh ber­bagai pihak untuk melemahkan suatu negara.

Negara dan seluruh instansi terkait pengamanan informasi harus mulai mengubah par­adigma sistem pengamanan informasi, dari pengamanan informasi konvensional seperti firewall dan antivirus, menjadi ke arah sistem pengamanan terintegrasi yang memiliki ke­mampuan deteksi serangan secara dini (intelligence system) ke seluruh komponen sistem informasi yang digunakan.

Dari aspek intelijennya apa saja yang harus dilakukan un­tuk menghadapi serangan ini?

Koordinasi dan konsolidasi diantara instansi-instansi yang bergerak di bidang intelijen dan pengamanan informasi mutlak segera dilakukan.

Hal ini untuk mempercepat proses mitigasi jika terjadi se­rangan secara masif. Sehingga jika terjadi serangan cyber pada suatu instansi, maka dengan adanya konsolidasi, koordi­nasi dan pertukaran cyber intel­ligence, instansi lain yang belum terkena serangan dapat segera menentukan mitigasi dan tin­dakan preventif sebelum terjadi serangan. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya