Berita

Foto/Net

Politik

Rizieq Repotin Polisi

Balik Lagi Ke Saudi
SELASA, 16 MEI 2017 | 08:45 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Alih-alih pulang, Rizieq Syihab yang beberapa hari berada di Malaysia kabarnya kembali ke Arab Saudi. Dia enggan diperiksa dalam kasus dugaan chat mesum dengan Firza Husein. Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini bikin repot polisi.

Kemungkinan kembalinya Rizieq ke Saudi diungkapkan Ketua Badan Hukum FPI Sugito Atmo Prawiro saat dikonfirmasi wartawan, kemarin. "Setahu saya beberapa hari ini di Kuala Lumpur, tapi ada yang mengatakan sudah ke Saudi lagi," ungkap Sugito.

Rizieq sebelumnya disebut berada di Malaysia untuk menyelesaikan disertasi program doktoralnya di Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), Nilai, Negeri Sembilan. Menurut Sugito, sudah urusan disertasi, sidang terbuka dan sidang tertutup sudah beres. "Saya dengar balik lagi ke Mekah persiapan untuk ibadah puasa," imbuhnya.


Sugito mengaku mendapatkan informasi itu dari orang-orang yang mendampingi Rizieq di sana. Dia sendiri mengaku sudah tiga hari tak berkomunikasi dengan pimpinannya itu. Meski begitu, dia menegaskan Rizieq bukan mau kabur. Dia bukan tipe orang yang melarikan diri dari tanggungjawab.

Sebetulnya Rizieq dijadwalkan kembali ke Jakarta, kemarin. Namun, Rizieq mengurungkan niatnya karena kasus yang menjeratnya dianggap politis.

"Ketika hukum sudah menjadi alat kekuatan dan alat politik, habib berpikir, 'oh ini harus ada strategi baru untuk melawannya'," ungkap Sugito.

Rizieq meyakini, penguasa kalap setelah Ahok kalah di Pilgub DKI dan dijebloskan ke penjara akibat kasus penistaan agama.

Menurut Sugito, salah sasaran jika Rizieq yang dituju. "Ini bukan berarti yang berperan aktif untuk mengalahkan Ahok itu hanya Habib Rizieq, kan banyak pihak. Kenapa semua dilimpahkan ke Habib Rizieq? Ini Habib Rizieq agak kesel," protesnya. "Jadi ini simbolik perlawanan terhadap kejadian ketidakadilan hukum," imbuhnya.

Bersama siapa Rizieq di sana? Sugito mengaku tak tahu. Dia menduga Rizieq didampingi sang istri, Syarifah Fadlun. "Saya nggak tahu ya karena berangkat umrahnya bareng, tapi di Malaysia apa sama istri dan anak-anaknya, dia (Syarifah) nggak informasikan ke kami," jawabnya. Sugito memastikan, Rizieq akan pulang ke Tanah Air. Namun, kapan waktunya, belum bisa dipastikan. Sementara, anggota tim advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera menyebut, Rizieq kembali ke Saudi untuk umroh.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono belum mengetahui posisi pasti Rizieq. Kepolisian akan terus mencarinya. "Intinya, setelah kita mengeluarkan surat perintah membawa, penyidik akan mencari yang bersangkutan di mana, ya tentunya nanti misalnya hari ini tidak ketemu, besok masih bisa kita cari ya," tegasnya di Mapolda Metro Jaya, kemarin.

Untuk itu, penyidik akan melakukan koordinasi dengan pengacaranya untuk mengetahui keberadaan Rizieq. Interpol juga dipastikan akan dilibatkan dalam pencarian orang nomor satu di FPI ini.

"Kita ada interpol, nanti kita manfaatkan interpol kita. Jadi nanti kita tunggu dari penyidik untuk mencari di mana, kalau misalnya nanti tidak menemukan, tentunya nanti akan ada evaluasi," ujar Argo.

Argo menampik kasus Rizieq merupakan rekayasa. Dia memastikan, korps baju coklat bertindak profesional melakukan penyidikan dugaan tindak pidana yang dilakukan Rizieq. "Kalau merasa memang tidak bersalah, silakan datang memenuhi panggilan," imbaunya.

Penyidik juga telah menyita handphone Rizieq. Menurut Argo, ponsel itu disita dari seseorang bernama Edo. Nah, Edo, menerima ponsel ini dari staf Rizieq bernama Muchsin. "HP itu sudah kita identifikasi, milik Rizieq," tuturnya.

Argo menuturkan, penyidik akan memeriksa Muchsin. Penyidik tengah mencarinya. Polisi juga terus memproses kasus ini. Hari ini, penyidik memanggil Firza Husein dan Fatima alias kak Ema untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.

Kemarin, penyidik menghadirkan empat saksi. Salah satunya, ahli face recognition dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Hery Cahyono. Ahli face recognition merupakan orang yang menguasai teknologi dari komputer untuk mengidentifikasi atau memverifikasi wajah seseorang melalui sebuah gambar digital.

"Untuk mengenali wajah Firza Husein yang ada di internet dengan pembandingnya dari data base, misalnya e-KTP. Nanti itu dicari kecocokannya," ungkap seorang penyidik kasus itu, AKB Ferdy Iriawan. Sementara saksi lainnya adalah ahli telematika, ahli pidana, dan ahli dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Firza, melalui pengacaranya Azis Yanuar, siap memenuhi panggilan. Bahkan, dia siap dikonfrontir dalam pemeriksaan. "Prinsipnya kita tidak keberatan, nggak ada masalah (dikonfrontir). Kasus ini kan fitnah dan rekayasa," tegas Azis, kemarin.

Azis berharap, penyidik dapat mengungkap oknum yang mengunggah video chat tersebut. "Kami harapkan objektif ya dari polisi. Yang kami tagih itu siapa pengunggahnya," pungkasnya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya