Perbaikan jembatan ambles di Jalan Pitara, Depok, Jawa Barat terus dikebut. Jembatan yang dikenal dengan Jembatan Sengon itu, ambles pekan lalu akibat cuaca buruk.
Jembatan ini ambles sekitar 5-10 sentimeter (cm). Pantauan Rakyat Merdeka, untuk memperÂbaikinya, bagian jembatan yang ambles diperlebar hingga menÂjadi sekitar dua meter. Bagian itu kemudian diperdalam sekitar empat meter.
Di bagian tersebut, puluÂhan pekerja memasukkan baÂhan material berupa batu kali, pasir, dan tanah yang telah dimasukkan ke dalam karung-karung. Sebelumnya, semua material tersebut diletakkan di sisi jembatan.
Jumat siang itu (5/5), cuaca kurang bersahabat. Hujan rintik-rintik mengiringi perbaikan jembatan tersebut. Suara aliran air di bawah jembatan terdengar cukup deras.
Meski sedang diperbaiki, akÂtivitas masyarakat yang melalui jembatan tersebut tetap berÂlangsung. Sejumlah warga hilir mudik melewati jembatan yang berada di atas Kali Sengon itu. Pekerja membuat jembatan kecil dari kayu selebar satu meter, agar warga bisa melewati bagian jembatan yang ambles.
Kebanyakan, warga yang lewat ingin menyambung naik angkot akibat putusnya arus lalu lintas lantaran jembatan tersebut ambles. Sejumlah warga turun dari angkot D 07, kemudian menyambung naik angkot trayek yang sama, namun berada di sisi lain jembatan.
Farin, seorang pekerja perÂbaikan jembatan tampak sibuk mengangkat batu kali dan pasir menuju amblesan jembatan. Tiap material perbaikan yang diangÂkatnya, kemudian dimasukkan ke amblesan tersebut.
Farin mengatakan, meski cuaca kurang bersahabat, perbaiÂkan tetap dilaksanakan. Hujan, menurut dia, tidak mengganggu perbaikan. Yang cukup mengÂganggu, katanya, aliran air cuÂkup deras melewati bagian ambles itu. "Yang bikin agak susah justru aliran airnya. Kalau bisa, dibendung total, tapi tidak mungkin," katanya.
Sebagian dari total sekitar tiga meter aliran kali tersebut meÂmang dibendung para pekerja. Mereka membendung aliranÂnya menggunakan bambu, sehÂingga derasnya aliran air sedikit berkurang.
"Cuma itu kendalanya, tapi masih bisa dikerjakan. Kalau warga yang lalu lalang, tidak mengganggu. Lagian, kita sengajabikin jembatan dari kayu untuk aktivitas warga," jelasnya.
Putusnya lalu lintas di jembatantersebut cukup merepotkan warga. Warga terpaksa membayar ongkos lebih berÂvariasi untuk bisa menyeberang dari Cipayung ke Pancoran Mas dan sebaliknya.
Putri, warga setempat mengakuharus merogoh kocek lebih dalam. Wanita itu biasanya naik angkot dan hanya membaÂyar Rp 5 ribu untuk bisa sampai di Terminal Depok.
"Sekarang, jadi harus keluar uang lebih banyak karena harus dua kali naik angkutan, bayar Rp 4 ribu dan Rp 3 ribu. Waktu tempuh juga jadi lebih lama," ucapnya.
Hal senada disampaikan salah seorang warga Cipayung, Warnida. Dia mengatakan, jemÂbatan yang ambles membuatnya harus dua kali naik angkutan kota yang sama. Sebab, angkot D-07 rute Terminal Depok-Citayam berhenti tepat di sisi barat jembatan yang ambles.
"Jadi, naik angkot lagi yang ngetem di seberang jembatan unÂtuk meneruskan ke Margonda," ujarnya.
Menurut dia, biasanya ongkos dari rumahnya di Cipayung ke Jalan Margonda hanya membutuhkan Rp 4 ribu. Saat ini, dia harus mengeluarkan ongkos tambahan Rp 2 ribu untuk naik angkot. "Nyambung naik angÂkot D-07 lagi. Seharusnya, cumasekali naik angkot. Tapi, ini jadi naik angkot dua kali," tandasnya.
Di tempat sama, Hari, warga Kampung Pitara menuturkan, reÂtakan dan patahan di ujung jemÂbatan sudah terjadi cukup lama atau hampir beberapa bulan ini. Karena tak diperbaiki, retakan semakin parah hingga mencapai badan jembatan hingga bagian penyangga di sisi jembatan ambles. "Padahal, sudah lama dilaporkan ke Pemkot Depok. Bahkan, sudah ada petugas yang meninjau, tapi tak juga diperÂbaiki," tandasnya.
Warga lainnya, Rojak menuÂturkan, pada Senin malam pekan lalu, retakan memanjang dan semakin dalam di badan jemÂbatan di atas Kali Buk atau Kali Sengon itu. Kondisi jembatan semakin parah. Warga sempat menutup sebagian badan jalan di jembatan.
"Sampai Selasa dini hari, kondisinya semakin parah, dan akhirnya seluruh badan jemÂbatan ditutup," cerita Rojak.
Sebelum benar-benar putus dan ditutup, sambung Rojak, warga setempat sempat berusaha memperbaiki sendiri jembatan tersebut. Namun, bukannya seÂmakin baik, jembatan malah amÂbles. "Saat diperbaiki, dibor dan dipukul dogem, malah ambles di bagian yang retak," ceritanya.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Pancoran Mas, Mamat menuÂturkan, retakan telah dilaporÂkan kepada dinas terkait sejak Februari lalu. Tapi, hingga jemÂbatan ambles, belum juga ada tindakan.
"Kami waktu itu minta jemÂbatan diperbaiki total, karena kondisinya sudah ada retakan. Mungkin karena anggarannya besar, maka tidak dapat direalisasikan," tuturnya.
Latar Belakang
Jembatan Sengon Ditutup Hingga Perbaikan Selesai Agar Tak Ada Korban
Polisi menutup Jembatan Sengon di Jalan Pitara, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa dini hari, pekan lalu.
Jembatan Sengon hampir puÂtus akibat ambles. Lalu lintas di sekitar lokasi pun terputus karena tidak bisa dilalui kendaraan.
Sekitar pukul 00:30 WIB, anggota Polsek Pancoran Mas menutup jembatan di atas Kali Buuk atau Kali Sengon. Soalnya, jembatan penghubung antara Kampung Cipayung, Jalan Wadas dengan Kampung Pitara Pancoran Mas, Kota Depok berbahaya dilalui.
Di ujung jembatan terjadi patahan dan ambles kurang lebih 5-10 cm, sehingga demi keamanan, petugas melakukanpeÂnutupan. Sehingga, Jembatan tidak bisa dilalui mobil mauÂpun motor.
Menurut Kapolsek Pancoran Mas Kompol Hamonangan Nadapdap, pihaknya menuÂtup jalan di sekitar jembatan, sehinggayang mengarah ke Citayam atau ke Jalan Raya Sawangan, dialihkan arus lalu lintasnya melalui Jalan Kali Licin.
"Sampai menjelang subuh, petugas kita masih berada di lokasi jembatan patah, antisipasi agar tidak ada korban. Kita akan koordinasi secepatnya dengan dinas terkait soal jembatan yang patah ini," kata Hamonangan.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Pancoran Mas, Mamad Labet mengatakan, penutupan jemÂbatan dilakukan untuk mencegahhal yang tidak diinginkan. Dia pun sudah mengimbau pengendara untuk mencari jalan alternatif ke arah Cipayung atau Jakarta atau sebaliknya.
"Kita tidak mau ambil risiko. Jadi, jalan ditutup," tandasnya.
Mamad menceritakan awal amblesnya jembatan Senin peÂkan lalu, sekitar pukul enam sore. Saat itu, hujan deras dan aliran air di bawah jembatan meluap. "Jembatan tidak kuat dan ambles," ucap Mamad.
Pengurus LPM, kata dia, pada lima bulan lalu telah melaporkan rapuhnya konstruksi jembatan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang agar segera memperbaikinya. Namun, jemÂbatan tidak kunjung diperbaiki. Padahal, beton jembatan sudah retak-retak. "Yang dikhawatirÂkan warga terjadi."
Rapuhnya konstruksi jemÂbatan juga telah dikeluhkan pengurus RT dan RW di Kelurahan Pancoran Mas. Sebab, jembatan itu sudah berusia 25 tahun.
"Jembatan harus segera dibangunkembali, tidak sekadar diperbaiki," lanjut Mamad.
Menurut dia, jembatan itu harus dibangun kembali dengan konstruksi yang lebih kuat. Soalnya, kaki jembatan terus diterpa aliran sungai yang cukup deras. Apalagi, jembatan itu akses utama warga yang dilalui angkutan kota.
Ketua RW 14, Kelurahan Pancoran Mas, Ucam Syamsuri prihatin atas amblesnya jemÂbatan itu. Apalagi, dia bersama pengurus RT dan RW telah mengajukan usul agar jembatan itu segera diperbaiki.
"Awal April kemarin, kami ajukan untuk diperbaiki. Tapi, belum ditanggapi," sesalnya.
Menurut Ucam, pemerintah kurang memperhatikan peraÂwatan jembatan di Depok. Dia mengatakan, ditutupnya Jalan Raya Pitara bakal berimbas pada semakin macetnya Jalan Raya Sawangan. Perbaikan Jembatan Pitara, lanjutnya, harus segera dilakukan. "Harapan warga, diperbaiki total," ucapnya.
Terpisah, Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok, Bachrun Aziz menyatakan, Pemerintah Kota Depok akan memperbaiki sementaÂra konstruksi jembatan Pitara.
"Diperkirakan memerlukan waktu 21 hari. Untuk sementara jalan ditutup," tandasnya.
Menurut Bachrun, jembatan itu ambles karena pondasinyasudah geroak terkikis air. Konstruksi bangunan juga sudah lapuk, karena berusia lebih dari 20 tahun.
"Sudah ada penurunan kualiÂtas konstruksi. Oprit atau pelat injak jembatan dan pondasinya sudah tergerus air, sehingga jebol bagian bawahnya," jelasnya.
Pondasi jembatan diperkirakan tergerus air sejak tiga bulan lalu. Pemerintah akan memperÂbaiki melalui anggaran swakeloÂla perawatan jembatan yang ada tahun ini. Pemerintah, lanjutnya, belum bisa membangunkembali jembatan tersebut karena angÂgarannya cukup besar.Dinas akan memperbaiki jembatan sementara dengan material miÂlik Dinas PUPR. "Anggarannya sekitar Rp 200 juta," ucapnya.
Pemerintah akan membanÂgun kembali jembatan itu tahun depan melalui dana APBD. Jika ingin dipercepat, bisa dialokasi melalui anggaran biaya tambaÂhan Oktober tahun ini. "Untuk membangun kembali jembatan itu, dibutuhkan Rp 1-2 miliar," tuturnya.
Menurutnya, pemerintah beÂlum memprioritaskan pembanÂgunan jembatan Pitara karena warga belum memasukkannya ke musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan. Jembatan, lanjut Bachrun, tidak bisa langÂsung dibangun kembali dalam waktu dekat karena butuh proses dan anggaran cukup besar.
Bachrun menambahkan, konÂstruksi jembatan harus diganti seluruhnya. Namun, perbaikan sementara, diharapkan bisa membantu warga agar jembatan itu bisa dilalui kembali.
"Warga diharapkan bersabar," pintanya. ***