Berita

Ki Hadjar Dewantara/Net

Nusantara

Metode 3N Ki Hadjar Dewantara Masih Relevan Bentuk Karakter Siswa

RABU, 03 MEI 2017 | 07:29 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Reformasi pendidikan dan pembangunan karakter siswa sebagaimana dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effend dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 dinilai masih berat. Pasalnya, saat ini masih banyak lingkungan sekolah dengan kondisi bangunan yang tidak nyaman dan halaman yang sempit.

Menanggapi hal tersebut, Pendiri Euro Management Indonesia, Bimo Sasongko menjelaskan bahwa kesuksesan reformasi dan pembentukan karakter unggul siswa tidak harus melalui metode indoktrinasi yang kaku. Membentuk karakter dan sikap positif para siswa perlu mengubah metode pengajaran sehingga siswa merasa riang gembira dan terbuka imajinasinya dalam menerima pelajaran.

"Jangan ada lagi siswa merasa tertekan saat menerima mata pelajaran apapun. Mata pelajaran yang dianggap momok, seperti Matematika, IPA dan bahasa asing dibuat tidak lagi menakutkan dan tidak menjemukan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.


Kata dia, perlu membenahi karakter siswa sesuai dengan semangat jaman, yakni pentingnya daya inovasi. Hal ini seperti yang pernah dirumuskan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara bahwa siswa harus terus menerus menghasilkan inovasi dengan cara 3 N, yaitu Niteni, Neroke, Nambahi.  

"Metode 3N yang dirumuskan oleh Ki Hadjar Dewantara sangat relevan untuk membentuk karakter siswa terkait dengan kemajuan jaman yang sangat ditentukan oleh kapasitas inovasi. Metode 3N yang memakai istilah bahasa Jawa tersebut sangat relevan bagi pelajar hingga dunia usaha," sambungnya.

Dalam metode ini para siswa diminta untuk “Niteni” atau mengamati kemajuan teknologi atau perkembangan produk, kemudian “Neroke” atau menirukan kemajuan teknologi atau perkembangan produk. Dan terakhir “Nambahi” atau menambahkan (modifikasi).

"Metode 3N di atas sebaiknya ditanamkan kepada para siswa sekolah dengan cara-cara yang mengasyikan dan penuh ceria seolah mereka sedang berwisata," lanjut Bimo.

Selain itu, ia menilai reformasi pendidikan memerlukan terobosan terkait dengan kondisi lulusan SMA berbakat yang tidak terserap oleh perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) karena kapasitas atau rasio kursi dan jumlah dosen untuk prodi tertentu masih kurang.

"Melihat angka Hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2017 kita bisa melihat masih banyak siswa berbakat yang tentunya tidak bisa masuk prodi yang diinginkan," kata Bimo.

Ia menjelaskan bahwa jumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi pada 78 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se Indonesia sebanyak 101.906 siswa. Jumlah tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pusat dari  jumlah pendaftar sebanyak 517.166 siswa.

Untuk itu, perlu terobosan yang menjadi pelengkap atau penunjang reformasi pendidikan, yakni memberikan jalan yang seluas-luasnya kepada lulusan SMA berbakat untuk belajar di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri.

"Berbagai skema pengiriman siswa berbakat perlu dibuat, dari skema beasiswa dari negara lewat LPDP, beasiswa pemerintah daerah maupun pengiriman secara mandiri oleh para orang tua yang memiliki kemampuan dana," pungkasnya. [ian]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya