Berita

Nusantara

Pengawasan Negara Lemah, GMNI Desak Kurikulum Pancasila dan Kebangsaan Dikembalikan

SELASA, 02 MEI 2017 | 11:10 WIB | LAPORAN:

Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia  (GMNI) menilai pendidikan Indonesia dalam 72 tahun kemerdekaan masih dibelenggu berbagai permasalahan yang mengabaikan watak pendidikan bercorak kebangsaan dan kerakyatan.

"Privatisasi dan liberalisasi pendidikan menjadi pintu masuk merebaknya budaya hedonisme dan radikalisme di kalangan pemuda," kata Komite Pendidikan GMNI Widya Fattah menyikapi peringatan Hari Pendidikan Nasional di Jakarta, Selasa (2/5).

Ditambahkannya, liberalisasi dan privatisasi pendidikan dirasakan memudahkan paham-paham lain masuk dalam dunia pendidikan yang  memperlemah negara dalam membentuk nation dan character building bangsa indonesia.


Komite Pendidikan dan Kebudayaan Presidium GMNI juga menyoroti  mudahnya paham radikalisme masuk dalam dunia pendidikan. Hal tersebut didukung temuan buku pelajaran yang diajarkan di Jombang Jawa Timur. Dalam buku itu anak didik diperbolehkan menganiaya anak lain yang beragama lain. Hal itu menandakan lemahnya negara melakukan pengawasan subtansi pendidikan.

"Sudah saatnya  kita mengembalikan fungsi pendidikan sebagai arena  mengasah dan mempertajam akal, serta mengembangkan intelektual dan karakter sebagaimana yang disebut Bung Karno tentang renaissance-pedagogie, yakni mendidik untuk bangkit," imbuhnya.

Karena itu , Presidium GMNI mendesak pemerintah Republik Indonesia memasukan kembali kurikulum tentang Pancasila serta melakukan sosialisasi  pentingnya nasionalisme dan kebangsaan Indonesia dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

"Tidak ada tawar menawar, pendidikan kewarganegaraan mesti dilaksanakan sungguh-sungguh, bukan sebagai komoditi politik semata, karena out putnya adalah perilaku anak-anak bangsa di masyarakat," tandasnya.

Dilain pihak, GMNI menilai perlunya upaya mempertegas dan mengontrol arah pendidikan bangsa agar terbentuk sebuah Nation and Character Building yang akan membawa bangsa ini menuju gotong royong menuju keadilan sosial sesuai dengan amanat UUD'45 dan Pancasila.[san]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya