KBP. Langkah dan upaya maksimal Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam menekan gerakan-gerakan radikalisme sudah sangat tepat.
Misalnya, selama pilkada DKI Jakarta berlangsung gerakan-gerakan berbau radikalisme sangat menguat.
"Aroma kebencian antara sesama sangat menguat, Namun atas kerja yang bagus dari kepolisian yang bertanggung jawab menjaga keamanan bisa mengantisipasi itu semua. Sehingga potensi konflik yang dinilai sebagian kalangan tidak terjadi," kata Direktur Program Imparsial Al Araf dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 1/5).
Terkait langkah polisi menangkap sejumlah aktivis dengan tuduhan makar, menurutnya, itu tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
"Hal tersebut tidak masalah. Bagi pihak-pihak yang tertuduh bisa melakukan upaya hukum. Dan kepolisian bisa memberikan bukti secara hukum dalam proses pengadilan," jelasnya.
Secara umum Al Araf mengapresiasi Kapolri. Namun dia mengingatkan bahwa untuk menekan radikalisasi di Indonesia tidak hanya mengandalkan institusi kepolisian saja.
"Institusi lain harus bekerja bersama untuk menekan angka radikalisasi di Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, Kementerian Pendidikan juga harus dilibatkan agar paham-faham benih radikalisme tidak semakin menguat dengan menanmkan nilai-nilai tentang pluralisme, toleransi, menolak korupsi serta penghormatan terhadap hukum.
"Sehingga tidak ada yang main hakim sendiri," jelasnya.
[ysa]