Berita

Pertahanan

Atasi Radikalisme, Ulama: Belajar Agama Harus Sampai ke Inti

JUMAT, 28 APRIL 2017 | 16:22 WIB | LAPORAN:

Ancaman radikalisme dan terorisme menjadi konsen besar bangsa Indonesia.  Masih banyaknya sel-sel terorisme di tanah air dan kelompok radikal ISIS yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu target propaganda dan aksi mereka.

Bahkan momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Jakarta pun juga manfaatkan untuk memecah belah masyarakat melalui hasutan dan berita hoax.

Kondisi itulah yang mengharuskan bangsa Indonesia wajib memiliki tameng untuk membendung propaganda radikalisme dan terorisme. Salah satunya kewajiban untuk memperdalam agama sampai ke intinya, agar tidak mudah terpengaruh radikalisme dan terorisme yang menggunakan agama sebagai 'kendaraan' mereka.

"Belajar agama harus sampai ke intinya dan jangan cuma sampai kulitnya saja. Karena kalau orang belajar sampai keintinya, tentu dia tidak akan melukai, menyalahkan, apalagi menyesatkan orang lain," ujar Ketua Dewan Pakar Badan Pembina Rohani Mental Islam Nasional KH Ridwan Muhammad Yusuf pada peringatan Isra Mi'raj di Kantor BNPT, Sentul, Bogor, kemarin.

Untuk memperjelas pemahaman itu, Kiai Ridwan Muhammad memberi contoh filosofi kelapa, di mana sejak berupa kelapa sampai menjadi santan butuh proses dan pendalaman di tiap levelnya. Dari contoh itu, menurutnya orang bisa mengukur tingkat atau level keagamaan mereka.

"Maka sudah semestinya orang islam berkonsentrasi pendalaman aqidahnya atau pendalaman materi tentang hakikat hidup dan tentang islam, agama yang dipeluknya. Ketika orang menemukan agama hanya di permukaan saja, maka disitulah akan muncul iblis yang akan mengajak berperang satu sama lain," tutur Kiai Ridwan sebagaimana rilis Humas BNPT.

Untuk itu, Kiai Ridwan mengaku telah membuat program kepada para ulama yaitu ulama bersatu nasional untuk membahas kembali tentang agama yang diajarkan itu harus lembut dan nikmat karena Islam itu adalah rahmatan lil alamin. Pasalnya, saat ini telah dijadikan kelompok radikalisme dan terorisme untuk melancarkan aksinya.

Ia bercerita bahwa awalnya Allah mengirimkan nabi pertama ke bumi yaitu Nabi Adam AS, saat bumi tidak damai. Begitu juga dengan nabi kedua dan selanjutnya. Bahkan ada nabi yang diturunkan, tapi umatnya dihancurkan, juga ada nabi yang diturunkan, tapi umatnya ditenggelamkan, dan sebagainya.

Maka Allah kemudian bersumpah dan menurunkan rasulullah Muhammad SAW untuk mendamaikan bumi ini dengan menyebarkan cinta.

"Kita belajar agama itu untuk menemukan nikmat dan lembutnya agama itu.  Bukan untuk merusak perdamaian, apalagi membunuh sesama manusia," tukasnya.

Ia menegaskan bahwa hidup itu intinya cuma satu yaitu bisa atau tidak menanamkan cinta di hati orang lain dan tidak melukai serta menyakiti siapapun.

"Kalau cinta sudah di dada, rahmatan lil alamin juga pasti tembus di dada. Kalau dia bekerja, maka ia akan menjadi profesional dan tidak memandang siapapun yang dia kenal," imbuh Kiai Ridwan.[wid]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

UPDATE

Sektor Manufaktur China Masih Lesu Meski Stimulus telah Diluncurkan

Senin, 30 September 2024 | 18:07

Buruh Banten Dukung Andra Soni-Dimyati, Ini Alasannya

Senin, 30 September 2024 | 17:31

SpaceX Tiba di ISS, Siap Bawa Pulang Astronot yang Terdampar

Senin, 30 September 2024 | 17:23

PHRI Heran Diskusi di Hotel Selama Pilpres Aman, Sekarang Justru Ada Kekerasan

Senin, 30 September 2024 | 17:22

Inggris Bakal Jadi Negara G7 Pertama yang Berhenti Pakai Batu Bara

Senin, 30 September 2024 | 16:55

Baliho Dirusak, Tim Hukum Rido Lapor ke Bawaslu Jakarta

Senin, 30 September 2024 | 16:46

Selisih Nyaris 20 Persen, Rudy-Seno Potensial Patahkan Langkah Petahana

Senin, 30 September 2024 | 16:40

Bursa Jepang Hancur, IHSG Ambruk 2,19 Persen

Senin, 30 September 2024 | 16:39

Jelang Pelantikan DPR, Misbakhun Sukses Tembus Finish Berlin Marathon

Senin, 30 September 2024 | 16:35

Uang Sitaan Kasus Korupsi

Senin, 30 September 2024 | 16:30

Selengkapnya